Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Miserable Fate - 28

  Yellow Carnation Kekecewaan “Liv! Liv tunggu!”  Ian terus berlari dan mengejar Liv secepat dia bisa. Ian tidak bisa membiarkan Liv pergi seperti ini. Mendengar berita yang mengejutkan membuat Liv langsung menangis dan pergi darinya. Ian khawatir jika Liv tidak mampu mengontrol emosinya dan terjadi sesuatu di jalan. Lagipula Liv tidak boleh pergi begitu saja. Mereka harusnya mendengar penjelasan dari ibu Ian lebih detail. Supaya mereka tahu kenapa ibunya bisa berkata seperti itu. Tanpa menghiraukan ibunya yang memerintahkan Ian untuk tetap berada di rumah, Ian terus berlari keluar dari rumahnya, menerobos pagar yang terbuka lebar, berlari ke jalanan besar, mencari kemana sosok yang dicintainya itu pergi. Liv tidak seharusnya berlari sekencang ini. Fisik Ian maupun kakinya lebih mampu untuk berlari lebih cepat dan bisa mengejar Liv tanpa kesulitan. Apa karena rasa gusar dan kecewa yang muncul pada diri Liv yang menyebabkan dia bisa kabur begitu cepat tanpa terduga? Di jalan be...

Miserable Fate - 26

  Bilberry Pengkhianatan “Ibu kamu tinggal di sini sendiri?” Liv menatap rumah besar berwarna putih dan biru yang menjulang di depannya. Ian sedang memencet bel agar pagar dibukakan untuk mereka. Begitu selesai sarapan, mereka langsung menaiki taksi menuju rumah Ian.  “Setelah Papa nggak ada, iya. Tapi nggak bener-bener sendiri. Ada asisten rumah tangga, supir, yah begitulah,” Ian mengangkat bahunya.  “Setidaknya mamamu nggak sendirian ya,” Liv tersenyum hangat, pegangan tangannya semakin erat di tangan Ian.  “Mamamu sendirian ya?”  Liv mengangguk. “Iya. Makanya beberapa kamar di rumah disewain ke orang.”  Ian setuju. Daripada tinggal sendirian, tempat yang kosong bisa dimanfaatkan. Penyewa juga bisa menjadi teman supaya kehidupan sehari-hari tidak terlalu sepi. Tentunya setelah memastikan bahwa penyewa adalah orang yang bisa dipercaya.  Tidak lama kemudian pintu pagar rumah itu dibuka oleh seorang wanita paruh baya. Seluruh tubuh Liv langsung semakin ...

Miserable Fate - 25

  Arbutus Kamu yang kucinta Perjalanan selama satu jam tiga puluh lima menit dimulai. Setelah aman berada di ketinggian dan diperbolehkan melepas sabuk pengaman, Liv kembali melirik ke sebelah kanannya. Ke arah Ian yang sekarang sedang memejamkan mata. Baru sekarang Liv memperhatikan benar-benar penampilan Ian pagi ini. Rambutnya berantakan. Jauh lebih berantakan dari biasanya. Kacamatanya miring. Bajunya kusut. Sepatu sneakersnya tidak ditalikan. Matanya yang tersembunyi di balik kacamata, memiliki sedikit lingkaran hitam.  Liv menghela nafas. Rasa marahnya menguap seketika. Tergantikan rasa khawatir dan iba. Melihat Ian yang seperti ini sebenarnya bukan hal yang luar biasa. Pertama kali Liv bertemu Ian pun Ian seperti ini. Dengan pakaian yang seadanya, sepatu yang sesuka hati, rambut yang mencuat kesana kemari, dan kacamata. Hanya saja, sekarang Liv tahu bahwa dibalik penampilannya ini, hari ini Ian sudah bekerja keras. Dia pasti sangat lelah. Terus menerus marah karena Ian ...