My COVID-19 First Dose of Vaccine!
I got my vaccine! Baru dosis pertama. But still. Gitu aja udah cukup bahagia. Hehehe.
-
Ever since pandemic happened, I think we are all furious and willing to give extra care for health. Dari yang biasa kemana-mana nggak pake masker, sekarang pake masker. Dulu mungkin mau ngemil langsung nyomot, sekarang cuci tangan atau minimal hand sanitizer. Sharing alat makan udah biasa, tapi sekarang nggak. Abis dari kantor langsung rebahan, sekarang nggak mungkin, karena harus mandi dan baju langsung cuci.
Salut kepada para scientist yang langsung gerak cepat bikin vaksin supaya menangani pandemi ini. Begitu Indonesia mulai vaksinasi, yaitu gelombang pertama ke nakes dan lansia, aku pribadi langsung fokus ke Mamah dulu. Mamah usianya udah di atas 60 jadi pasti harus segera divaksin. Untungnya tempat kerja Mamah nyediain vaksin, karena kerjanya memang di bidang pendidikan juga, namanya juga udah masuk, jadi nggak perlu nunggu lama untuk vaksin. Dapetny vaksin Coronavac. Selang 28 hari udah vaksin kedua. Pasca vaksin, ada ngantuk, pegel, tapi so far baik-baik aja. Alhamdulillah untuk kelancaran ini.
Lalu untukku sendiri. Aku bukan nakes dan belum usia 60 wkwkwk. Jadi belum masuk prioritas vaksin. Nggak apa-apa. Sabar aja dulu. Tapi begitu vaksin buat usia muda mulai dibuka, langsung dong aktif cari info supaya aku bisa divaksin.
Pas cek website pedulilindungi.id, namaku nggak terdata sebagai orang yang udah bisa divaksin. Aduh sad. Gimana dong. Mana aku kerja di Jakarta kan, KTP Bandung. Di Bandung belum ada tempat vaksin buat masyarakat umum. Di Jakarta mulai bisa tapi syaratnya harus ada surat keterangan kerja.
Nah, lucunya nih. Kan lagi WFH yak. Lalu gimana bawa surat keterangan?
Nekat deh aku datengin RS Sulianti Saroso yang deket kosan. Kenapa RS ini? Karena temen sekosan ada yang kerja di situ dan bilang di SS bisa vaksin buat umum. Udah isi form, pas registrasi, ditolak! Jengjeng. Hahaha. Karena KTP Bandung, aku nggak bawa surat keterangan kerja, dan nggak punya ID Card (pengganti surat). Dengan sedih akhirnya pulang lagi. Nggak jadi vaksin.
Lalu aku coba minta surat keterangan kerja dari kantor dan di hari Rabu, 23 Juni 2021, pagi-pagi aku kembali datang ke RS Sulianti Saroso. Langsung kasih form dan fotocopy KTP yang udah siap dari percobaan pertama. Udah megang-megang surat keterangan kalau ditanya. Saat itu rame tuh di RS, banyak yang mau vaksin juga. Masker udah dobel dan duduk jauh-jauhan dari orang lain.
Nunggu nama dipanggil beberapa menit, udah mikir mau ngasih surat, taunya pas dipanggil, cuma dikasih semacam kertas tanda pendaftaran, lalu diarahkan ke tempat vaksin.
Nah beginilah tahapan vaksin di RS Sulianti Saroso yang aku jalani:
- Isi formulir pendaftaran vaksin di meja tambahan di lobi RS. Waktu aku itu masih perlu sediakan FC KTP
- Serahkan formulir ke bagian registrasi supaya dicatat namanya. Mungkin ini juga jadi database RS. Kayak kalau kita ke RS, belum jadi pasien sana, kan perlu daftar dulu. Nanti dikasih kertas/kartu tanda pendaftaran.
- Bawa kartu itu ke bangsal vaksinasi. Letaknya di pintu berbeda dari lobi utama RS. Sekitar 10 meter gitu ya?
- Kasih kartunya ke petugas yang jaga sambil berdiri. Sebagai ganti, kita dikasih form screening kesehatan. Kayak: pernah + covid gak, lagi demam gak, pernah kontak nggak, dan lain-lain.
- Setelah form screening diisi, kita tunggu di kursi untuk dipanggil.
- Begitu dipanggil, dicek suhu (TEMBAK TERMOMETER DI JIDAT!), dan dicek tekanan darah. Aku lupa detailnya tapi suhu dan tekanan darah aku normal sih.
- Pindah ke kursi sebelahnya, siap-siap disuntik. Sembari petugasnya isi kartu vaksinasi gitu.
- Siapkan lengan kiri atas dan CUS! Suntik deh. Nggak berasa. Beneran. Abis disuntik lalu diplester.
- Form dan kartu yang udah diisi petugas tadi, aku kasih ke meja registrasi lainnya dan aku juga nunggu.
- Observasi gejala langsung pasca vaksin. Ini ada istilahnya tapi aku lupa.
- Setelah nunggu beberapa menit, aku dipanggil lagi, dikonfirm identitasnya, dikasih tahu bahwa untuk vaksin berikutnya sekitar 12 minggu. Untuk vaksin kedua, akan ada SMS. Kalau nggak ada, dateng lagi aja 15 September.
- Aku dikasih print out KARTU VAKSINASI COVID-19 yang lembaran dan kartu vaksin dari RS Sulianti Saroso.
- Pulang!
Vaksin yang aku pake ini AstraZeneca. Makanya jarak antar dosisnya cukup jauh. Nggak ada masalah pake vaksin apapun. Yang penting adalah vaksinnya SEKARANG.
Oh iya. Surat keterangan kerja akhirnya dibawa pulang lagi. Sorenya aku baru tahu bahwa RS Sulianti Saroso ini termasuk generasi awal tempat vaksin di Jakarta yang nggak perlu surat keteragan, alias siapapun bisa vaksin di situ.
Pantesaaan nggak ditanya suratnya. Hahaha.
Di hari H vaksin, nggak ada gejala apa-apa. Kayak biasa aja gitu. Tapi pas tidur, lengan kiri atas berasa pegel banget sampe aku nggak bisa tidur nyamping ngadep kiri. Besokannya masih baik-baik aja, masih cuma pegel. Aku bahkan berangkat WFO di kantor. Agak siangan mulai ngerasai meriang. Pasalnya, AC mati tapi aku berasanya dingin. Kan aneh. Haha. Kepala juga ada sakitnya. Makanya sebelum tidur, aku minum Panadol. H+2 nggak ada gejala apa-apa selain lengan atas yang pegel.
Hingga hari ini aku nulis blog, yaitu 31 Juli 2021, alhamdulillah nggak ada dampak vaksin dan alhamdulillah masih nggak + juga.
Semoga kita semua segera bisa vaksin full dan dijauhkan dari virus COVID-19 ya. Aku nggak sabar mau vaksin kedua bulan September. Nanti mungkin aku update lagi kalau udah dapet dosis kedua. Stay safe and healthy guys!
-
Sebagai tambahan, aku mau share beberapa hal terkait vaksin. Cekidot!
What is vaccination?
Apa yang dimaksud vaksin?
Vaccination is a simple, safe, and effective way of protecting people against harmful diseases, before they come into contact with them. It uses your body’s natural defenses to build resistance to specific infections and makes your immune system stronger.
Vaccines train your immune system to create antibodies, just as it does when it’s exposed to a disease. However, because vaccines contain only killed or weakened forms of germs like viruses or bacteria, they do not cause the disease or put you at risk of its complications.
Most vaccines are given by an injection, but some are given orally (by mouth) or sprayed into the nose. (who.int)
Vaksin adalah cara sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi orang-orang dari penyakit berbahaya, sebelum mereka terkontak penyakit itu. Vaksin menggunakan daya tahan tubuh alami untuk membangun ketahanan melawan infeksi tertentu dan membuat sistem imun jadi lebih kuat.
Vaksin melatih sistem imun untuk membuat antibodi, sebagaimana yang terjadi jika terkena penyakit. Biar bagaimanapn, karena vaksin berisikan material yang sudah mati atau dilemahkan dari virus atau bakteria, mereka tidak menyebabkan penyakitnya atau membuat kita beresiko terhadap komplikasi penyakit tersebut.
Kebanyakan vaksin diberikan dengan suntikan, namun beberapa ada yang diberikan melalui mulut atau disemprotkan ke hidung (sumber: who.int)
How does a vaccine work?
Bagaimana vaksin bekerja?
Vaccines reduce risks of getting a disease by working with your body’s natural defenses to build protection. When you get a vaccine, your immune system responds. It:
Recognizes the invading germ, such as the virus or bacteria.
Produces antibodies. Antibodies are proteins produced naturally by the immune system to fight disease.
Remembers the disease and how to fight it. If you are then exposed to the germ in the future, your immune system can quickly destroy it before you become unwell.
The vaccine is therefore a safe and clever way to produce an immune response in the body, without causing illness.
Our immune systems are designed to remember. Once exposed to one or more doses of a vaccine, we typically remain protected against a disease for years, decades or even a lifetime. This is what makes vaccines so effective. Rather than treating a disease after it occurs, vaccines prevent us in the first instance from getting sick. (who.int)
Vaksin mengurangi resiko terpapar penyakit dengan cara bekerja sama dengan pertahanan alami tubuh untuk membangun perlindungan. Ketika kita mendapat vaksin, sistem imun tubuh merespon. Dia akan:
- Mengenali virus yang masuk
- Memproduksi antibodi
- Mengingat penyakit dan bagaimana melawannya.
Why should I get vaccinated?
Kenapa saya harus mendapat vaksin?
Without vaccines, we are at risk of serious illness and disability from diseases like measles, meningitis, pneumonia, tetanus and polio. Many of these diseases can be life-threatening. WHO estimates that childhood vaccines alone save over 4 million lives every year.
Although some diseases may have become uncommon, the germs that cause them continue to circulate in some or all parts of the world. In today’s world, infectious diseases can easily cross borders, and infect anyone who is not protected
Two key reasons to get vaccinated are to protect ourselves and to protect those around us. Because not everyone can be vaccinated – including very young babies, those who are seriously ill or have certain allergies – they depend on others being vaccinated to ensure they are also safe from vaccine-preventable diseases.
Tanpa vaksin, kita berada dalam resiko penyakit serius dan kecacatan dari penyakit seperti campak, meningitis, pneumonia, tetanus, dan polio. Banyak penyakit ini bisa membahayakan jiwa. WHO mengestimasikan bahwa vaksin kanak-kanak sendiri berhasil menyelamatkan lebih dari 4 juta jiwa per tahun.
Meskipun beberapa penyakit mungkin tidak umum, kuman penyebabnya terus berkembang di berbagai belahan dunia. Di dunia saat ini, penyakit menular sangat mungkin melewati batas negara dan menginfeksi siapapun yang tidak terlindungi.
Dua alasan penting untuk mendapatkan vaksin adalah untuk melindungi diri kita dan untuk melindungi orang di sekitar kita. Karena tidak semua orang bisa divaksinasi, termasuk bayi sangat muda, mereka yang memiliki penyakit serius atau alergi tertentu. Mereka bergantung pada orang lain yang divaksin untuk memastikan mereka juga terlindungi dari penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin.
Are vaccines safe?
Apakah vaksin aman?
Vaccination is safe and side effects from a vaccine are usually minor and temporary, such as a sore arm or mild fever. More serious side effects are possible, but extremely rare.
Any licensed vaccine is rigorously tested across multiple phases of trials before it is approved for use, and regularly reassessed once it is introduced. Scientists are also constantly monitoring information from several sources for any sign that a vaccine may cause health risks.
Like any medicine, vaccines can cause mild side effects, such as a low-grade fever, or pain or redness at the injection site. Mild reactions go away within a few days on their own.
Severe or long-lasting side effects are extremely rare. Vaccines are continually monitored for safety, to detect rare adverse events. (who.int)
Sebagaimana obat lainnya, vaksin akan menyebabkan efek samping ringan, seperti demam rendah, atau sakit dan kemerahan di tempat suntik. Reaksi ringan akan hilang dalam beberapa hari dengan sendirinya.
Efek samping yang berat atau jangka panjang sangat jarang. Vaksin secara berkelanjutan dipantau untuk keamanannya, untuk mendeteksi kemunculan hal yang merugikan (Sumber: who.int)
-
Untuk tahu vaksin yang dipantau oleh WHO: COVID-19 vaccine tracker and landscape
Ini juga ada website dengan data yang berisikan jumlah orang yang divaksin di seluruh dunia: COVID vaccinations.
-
Ayo semangat vaksin!
Komentar