Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Miserable Fate - 37

  Moss Cinta kasih ibu “ Ian ,” sapa Elsie pada putranya melalui telepon. Ian membatalkan niat merokok di balkon dan akhirnya menerima telepon ibunya. Ian menyalakan TV sebagai persiapan jika dia harus kabur dari topik yang diajukan ibunya. Mungkin dengan berakting seolah-olah ada pertengkaran tetangga sehingga suasana tidak kondusif untuk menelepon. “Ya, Ma?”  “ Kapan kamu pulang ?” Elsie bertanya dengan nada pelan. Sudah beberapa bulan terakhir ini ibunya menelepon dengan nada suara sendu. Tidak lagi berapi-api seperti dulu saat bersemangat menjodohkan Ian dengan perempuan-perempuan single . Tepatnya sejak ibunya mengusir Liv dari rumahnya. “Nggak tau, Ma. Ian…” “ Sibuk. Mama tahu ,”  Ibu dan anak itu saling diam. Tidak mengatakan apa-apa. Ian memijat keningnya. Ian masih tidak tahu bagaimana harus menghadapi ibunya. Mengetahui bahwa ayahnya memiliki perempuan lain, mengetahui bahwa Liv adalah adiknya, mengetahui bahwa Liv sudah bertunangan dengan pria lain. He tried to...

Miserable Fate - 36

  Sunflower Keanggunan Berbelanja kebutuhan sehari-hari memang sudah jadi rutinitasnya. Meski Nita selalu lebih memilih berbelanja bersama dengan putri semata wayangnya daripada berbelanja sendirian. Akan tetapi sudah empat bulan ini Liv tidak pulang. Putrinya bilang dia sibuk. Padahal Nita tahu bahwa Liv belum bisa menerima kenyataan mengenai ayahnya dan pacarnya yang ternyata kakaknya sendiri.  Memilih berbelanja di akhir pekan terakhir di bulan ini merupakan dilema. Kebutuhan di rumah sudah menipis tapi orang-orang yang juga punya tujuan berbelanja sangat banyak sekali. Mau tidak mau Nita terpaksa mengantri dengan sabar. Pikirannya mendadak tertuju pada Liv. Jika Liv ada di sini, dia akan menemani Nita mengantri sambil membicarakan berbagai hal. Mengantri berjam-jam sekalipun tidak menjadi masalah karena Nita memiliki seorang putri yang heboh dan bisa diajak bercanda.  “Maaf Bu, mesin EDC semuanya lagi offline ,” Nita mendengar kasir berkata begitu pada pengunjung yang...

Miserable Fate - 35

  Magenta Zinnia Kasih sayang abadi “Lo mau ajak gue ke mana sih Feb?” Liv melongokkan kepalanya ke arah depan. Berusaha melihat ke mana mobil Febri ini mengarah. Tadi Febri bilang bahwa dia mau mengajak Liv ke suatu tempat tapi tidak bersedia memberi tahu kemana mereka menuju.  “Ada deh. Kalau gue kasih tahu, nanti nggak surprise ,” Febri menatap Liv lalu tersenyum lebar. “Gue nggak suka surprise begini. Dulu sih iya. Sekarang… bikin deg-degan tau,” Liv menjulurkan lidahnya sebagai bentuk protes. Febri malah menanggapinya dengan tertawa. “Oke, saatnya kasih clue . Kita mau makan malam, sebagai perayaan kita udah 3 bulanan,” Febri menyerah. Liv langsung tertawa. “Kayak ABG aja. Segala tiga bulanan doang dirayain.” “Ya kenapa nggak? Lagian kita selama tiga bulan ini nggak sering ketemu. Lo sibuk kerja, gue juga. Masa ketemunya cuma pas meeting ? Jadi sekarang mumpung kita ada waktu, juga ada momen penting, kita manfaatin aja kan?”  Menatap Febri, Liv mengangguk setuju. Ke...