Menjadi Pendidik Melalui Televisi
this is just how i see television and education. most of people said that children are prohibited to watch television. let's look closer to this situation.
anak memang dilarang menonton televisi jika ia sendirian. jika tayangan yang ada di televisi hanyalah tayangan yang berisi kekerasan, berisi lelucon tidak bermutu, berisi makian terhadap teman atau orang yang lebih tua. jika jarak televisi dengan posisi anak sangat dekat (kurang dari 1 M).
jangan seperti ini |
mari kita membuat perbandingan.
keponakan saya sendiri sering diijinkan oleh ibunya untuk ikut ketika ia (sang ibu) menonton televisi. apa yang sering sang ibu tonton? tayangan sinetron dan gosip. tayangan tipikal ibu rumah tangga. akibatnya keponakan saya yang berusia 6 itu sudah hafal lagu tema dari sinetron tersebut, siapa-siapa saja nama tokoh dan yang memerankannya, bahkan kata-kata yang sering diucapkan oleh tokoh sinetron pun ia hafal. terakhir saya bertemu dengannya (saya berkuliah di Depok dan ia tinggal di Bandung), ia hafal sedikit dialog dari sinetron Yang Masih di Bawah Umur. hmm. belum lagi ia jadi sangat menyenangi beberapa girl dan boyband, salah satunya Cowboy Junior. hmm. namun hal ini bukan berarti 'merusak' keponakan saya seutuhnya. tidak. sang ibu tetap mengajak keponakan saya menonton film kartun macam Spongebob Squarepants, Dora The Explorer, dan Doraemon. ia pun masih bertingkah layaknya anak perempuan usia 6 tahun yang wajar.
dosen saya pernah bercerita bahwa ia memiliki seorang anak balita. ia melarang anaknya tersebut menonton TV. sama sekali. bahkan ibunya pun ia larang untuk mengajak anaknya menonton televisi. ia lebih mengarahkan anaknya untuk membaca atau bermain.
apa yang bisa diambil dari kedua contoh kasus tersebut?
saya tidak akan percaya jika anak yang lebih sering menonton TV (keponakan saya) menjadi anak yang lebih bodoh dari anak yang tidak menonton TV. tidak. yang menjadi perbedaan signifikan adalah apa yang mereka miliki dalam otak mereka masing-masing. pemahaman mereka terhadap suatu hal mungkin akan berbeda karena dipengaruhi oleh informasi-informasi yang mereka dapatkan. satu mendapat informasi mengenai sinetron (katakanlah), satu mendapat informasi dari buku yang ia baca.
lantas, haruskah membiarkan anak menonton TV?
jawaban saya adalah tidak. tidak jika anak menonton TV dengan tayangan yang sudah saya sebutkan di atas. saya sendiri senang menonton TV sejak kecil. saya sangat menikmati waktu menonton Doraemon setiap pagi di hari Minggu, Takeshi Castle di sore hari, Detektif Conan, dan kadang Dunia dalam Berita (yang dahulu diputar setiap malam pukul 7). yang harus dibatasi bukanlah apakah anak menonton TV atau tidak, melainkan APA yang ia tonton. sebisa mungkin orang tua dan pengasuh menyaring tayangan-tayangan apa saja yang boleh dilihat oleh anak. hilangkan sinetron, acara komedi berisi kekerasan, berita tentang pembunuhan atau bencana, film-film yang berisi pertarungan, dari daftar tontonan anak Anda. sangat dikhawatirkan anak akan meniru adegan-adegan yang ia lihat dari TV. sudah bukan rahasia dan tidak jarang juga seorang anak meniru adegan tembak-tembakan atau gulat di TV kemudian mempraktekkannya di kehidupan nyata dan akhirnya berujung bencana.
anak itu ibarat spons, ia akan menyerap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. orang tua pun harus menjadi contoh. jangan melarang anak menonton sinetron tapi orang tua tetap melakukannya. jika anak tidak menonton, orang tua pun tidak. ajaklah anak untuk menonton tayangan bermutu bersama-sama. meski masih kecil, ia dapat merasakan jika orang tuanya tidak mau atau enggan menemaninya menonton. beri juga ia fokus 100% ketika menemani anak menonton TV. jangan sampai Anda hanya duduk dan asyik dengan Balckberry sementara anak menonton TV. dampingi ia dan ajak berdiskusi tentang tayangan TV dan jawab segala pertanyaannya. orang tua juga harus selalu mengawasi anak setiap ia menonton TV. jangan sampai ia menyalakan TV sendiri tanpa pengetahuan anda. menonton TV didamping orang tua sekaligus menjadi media pembelajaran yang ia dapat di rumah.
contoh mendampingi anak |
lalu apa yang harus anak tonton?
acara semacam Sesame Street, Dora The Explorer, Si Bolang, Si Unyil adalah contoh-contoh tayangan yang cocok untuk anak kecil. ia melatih anak untuk aktif (Dora), memberi banyak informasi bagi anak (Si Unyil & Sesame Street), dan mengajarkan anak untuk ceria dan bermain dengan senang (Si Bolang).



sebenarnya saya sendiri akan menyarankan anak untuk banyak membaca agar pengetahuannya lebih banyak, karena buku adalah jendela dunia. namun untuk mengajarkan anak membaca, orang tua juga harus aktif mengajak dan memberi contoh. sekali lagi, anak tidak bisa hanya disuruh-suruh. ia patut diberi contoh.
dari paparan di atas, televisi sesungguhnya tidak sebegitu berbahaya bagi anak asalkan orang tua tahu bagaimana mengatur tayangan apa yang cocok untuk anak-anak. pendidikan anak adalah tanggung jawab orang dewasa. apa yang kita perbuat kepada anak akan membekas pada dirinya hingga dewasa nanti. bahkan akan ia terapkan kepada keturunannya nanti. dengan menciptakan pendidikan anak yang baik, maka kita juga ikut membentuk masa depan dunia yang lebih baik.
sekali lagi, tulisan ini dibuat tanpa referensi apapun melainkan opini dan observasi saya sendiri. semoga bermanfaat! :)
sumber foto:
Komentar