Naya dan Rantau: dunia tidak seindah kupu-kupu
"gimana kalau aku ngomong gitu ke cewe, Nay? cewenya suka gak?" Rantau tersenyum lebar dan kembali duduk di sebelah Naya.
"eh?" Naya masih kebingungan dengan kata-kata Rantau.
"I have a friend, my childhood friend. aku sempet bingung mau ngucapin apa ke dia. she's been waiting that words comes from my mouth," Rantau tertawa lagi lalu duduk bersandar. matanya menerawang ke arah langit. dia seakan-akan membayangkan sesuatu yang Naya sudah tahu arahnya kemana. mulut Naya terbuka dan ia merasa kebingungan mengenai apa yang sedang terjadi di depannya. kupu-kupu di perutnya mendadak mati.
"Nay, sori nunggu lama," tiba-tiba Tatia muncul dan duduk di sebelah Naya.
"eh gak apa-apa Ta, yuk kita ngobrol di tempat lain aja," Naya buru-buru mengambil tas dan menarik tangan Tatia. tanpa menoleh ke arah Rantau, Naya bergegas pergi keluar dari wilayah Perpustakaan Pusat. tatia kebingungan, begitu pula Rantau. Ia menoleh ke arah Tatia namun Tatia sendiri menggeleng kebingungan. Tatia kemudian melambai kepada Rantau dan segera mengejar Naya. Naya sendiri masih setengah sadar tentang apa yang ia lakukan ini.
Kaki Naya melangkah sendiri tak tentu arah. ia seakan kehilangan kesadaran. tatapannya kosong dan ekspresinya kebingungan. Tatia menarik tangan Naya dan kaget melihat Naya yang seakan kehilangan ruh. perlahan Tatia mengerti dan ia segera menarik Naya ke dalam Starbucks dan mendudukkan Naya di salah satu sofa yang kebetulan kosong. Tatia memesankan Naya Hot Chocolates agar Naya bisa merasa lebih tenang. entah itu benar atau tidak, tapi Tatia selalu yakin bahwa coklat bisa sedikit menurunkann tingkat stres.
"kenapa lo Nay?"
seketika Naya menangis dan Tatia langsung memeluk Naya.
"gw bingung deh Ta. tadi itu Rantau bilang 'kalau aku temenin selama hidup, kamu mau?' ternyata dia itu latihan buat ngucapin kata-kata itu ke temennya. dan kayaknya temen yang dia maksud itu emang pacarnya. gw bingung. kenapa dia segitu deketnya sama gw kalau ternyata dia udah punya seseorang yang deket sama dia, bahkan ampir nikah kayak gitu. terus kenapa dia segitu deketnya sama gw? cerita-cerita semua masalah dia, intens banget ngobrol sama gw, bahkan kalau dia sakit juga gw ampe segitu pedulinya, sampe gw khawatir banget.. terus semua itu artinya apa Ta kalau ternyata dia udah punya orang lain?" di sela-sela tangisnya naya berusaha untuk menjelaskan kejadian tadi secara singkat pada Tatia. Tatia yang kebingungan mendengar cerita Naya yang tidak berstruktur, berusaha mencerna pelan-pelan kata-kata Naya.
"okeeee. soooo, Rantau ternyata udah punya pacar?"
Naya mengangguk.
"tapi beberapa bulan terakhir ini dia malah deket sama lo..."
Naya mengangguk lagi.
"mungkin Rantau segitu deketnya sama lo karena dia suka sama lo. mungkin. gw gak tau, karena dia gak bilang. atau mungkin juga dia kayak gitu karena dia udah percaya sama lo," kata Tatia pelan.
"itu Ta, itu! lo tau kan dia pernah bilang bahwa gw termasuk salah satu orang terdekatnya dia? gimana gw gak seneng coba? terus ternyata gw salah ngartiin kata-kata dia? gitu?"
Tatia mengangkat bahu. segala hal mungkin. mereka tidak akan pernah tahu apa alasan dari tindakan rantau kalau hanya menebak-nebak. mereka harus tahu dari mulut Rantau langsung.
"gw sayang sama dia Ta. emang baru bentar gw sama dia kenal. makanya selama ini gw segitunya sama dia, tapi nyatanya..."
Naya duduk bersandar ke kursi dan menutup matanya. ia terlihat sangat tertekan. Tatia kembali memeluk Naya. keduanya terdiam.
Komentar