Diet Kuy Gak Nih?
Pada pertemuan sengaja tidak disengaja di awal Februari, tercipta sebuah pakta antara saya, Icha, Dena, dan Mona. Semua ini berawal dari cerita Dena mengenai temannya yang kehilangan berat badan hingga 18 kilogram (bayangkan!) karena puasa makan nasi.
Saya ulang. Tidak makan nasi.
Meskipun begitu, temannya tetap memakan kentang, martabak, dan lain sebagainya.
Mengingat saya pribadi sudah menambah beberapa kilogram selama beberapa bulan belakangan ini (kita pakai angka beberapa saja untuk menghindari kecurigaan dan pemikiran yang tidak-tidak), maka saya tertarik untuk melakukan hal yang sama. Alhasil, saya, Mona, Dena, Icha, sepakat untuk memulai program 30 Hari Tanpa Nasi. Saat itu ada Tata juga, tapi Tata memilih untuk tidak mengikuti program ini.
Program ini dimulai Senin, 5 Februari 2018, selama 30 hari. Awalnya terasa sulit. Karena kita semua terbiasa makan nasi. Saya sendiri langsung ganti nasi jadi kentang. Kalau Dena sih memang lebih biasa makan sehat. Hahaha. Dia memilih yoghurt dan buah-buahan sebagai menu sarapan. Wow, bukan?
Seiring jalannya waktu, Mona dan Icha adalah yang paling sering melakukan cheating, alias tetap memakan nasi. Contoh: dimasakkan ikan peda, mana mungkin tidak dimakan meggunakan nasi bukan? Akhirnya dibuat kesepakatan tambahan. Bahwa bagi mereka yang tetap memakan nasi, akan ditambah hari-tanpa-nasinya, sejumlah hari cheating. Misal, Icha 'kelepasan' makan nasi dalam 1 hari. Maka jumlah diet tanpa nasi yang harus dilakukan ICha adalah 31. Bukan tetap 30 dan mengganti hari cheating dengan hari lain.
Dengan demikian, ketika seharusnya program 30 Hari Tanpa Nasi berakhir pada Selasa, 6 Maret, bagi Icha dan Mona, berakhir di tanggal yang berbeda. Sementara saya dan Dena tetap berakhir di Selasa, 6 Maret 2018. Coba tebak apa yang terjadi berikutnya?
Dena turun 4 kilogram. Saya turun 3 kilogram. Mona dan Icha turun tangga.
Artinya, ada yang berat badannya turun, ada yang tidak. Yah betul juga sih. Pembaca juga pasti sudah mendapatkan pemahaman itu. Hal yang terpenting adalah adanya kedisiplinan. Bahwa dalam diet, kita tidak bisa mudah tergoda. Kita harus tetap teguh pada pendirian mengenai kenapa kita ingin melakukan diet dan apa yang harus kita lakukan selama diet.
Diet tanpa nasi ini mungkin berlaku bagi saya, tapi mungkin tidak berlaku bagi orang lain. Terutama untuk mereka yang sama sekali tidak bisa lepas dari nasi. Tidak masalah. Setiap orang akan menemukan caranya sendiri untuk mengurangi berat badan. Poin terpenting adalah kita diet atau menurunkan berat badan harus dengan tetap menjaga kesehatan. Alhamdulillah selama tidak memakan nasi, saya tidak sakit sama sekali. Lemas pun tidak. Jadi saya tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan leluasa.
Oh ya. Ada hal yang penting untuk dilakukan selama diet. Diet apapun yang kamu pilih. Dukungan teman dan keluarga itu sangat penting. Keluarga. saya di rumah, saya beritahu bahwa saya sedang dalam program tanpa nasi bersama teman-teman. Maka dari itu, Mama selaku kepala koki di rumah membuat menu-menu pengganti untuk saya agar tetap mendapatkan asupan karbohidrat. Kakak, Mama, dan keponakan yang makan nasi tetap dibuatkan nasi tapi mereka mengingatkan saya agar tidak makan nasi. Di tempat kerja pun sama. Saya memberitahu teman makan saya bahwa saya tidak makan dengan nasi. Mereka membantu memberikan alternatif dan mengingatkan saya kalau suatu saat saya tergoda ingin memakan nasi.
Apa yang saya makan selama tidak makan nasi?
Rerumputan.
Bercanda. Saya bukan kambing. Kalaupun mau makan rumput, direbus dulu lah.
Untuk pengganti karbohidrat, saya biasanya mengganti dengan kentang. Saya suka kentang, jadi itu bukan masalah besar. Memang saya tidak selalu menemukan kentang. Karena tempat kost saya tidak memiliki dapur yang bisa saya gunakan, saya cenderung mencari makanan di luar. Ketika ingin makan siang, pilihan saya adalah seputar:
Awalnya saya tetap makan mie dan roti. Tapi lama kelamaan saya tidak makan roti dan sangat mengurangi makan mie (menghindari makan mie bagi seorang anak kosan adalah sebuah kemustahilan). Kenapa? Menurut food advisor saya alias Mba Ebo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalau kita memutuskan untuk tidak makan nasi.
Selama 30 hari pertama tidak memakan nasi, saya (maaf kalau salah, lupa) 3 kali makan mie, tidak makan bubur, tidak makan lontong. Saat program, saya yang biasanya terlalu cinta pada tempat tidur, menyempatkan melakukan olahraga. Olahraga pun harus dilakukan dengan senang hati. Sesuai kemampuan dan ketertarikan. Jangan lakukan jumping jack kalau tidak suka. Seperti saya, saya sangat tidak suka melakukan jumping jacks. Jadi saya melakukan olahraga:
Kemudian saya merasa bersalah.
Saya, Dena, Mona, dan Icha kembali berkumpul dan mengevaluasi diet tanpa nasi kami. Icha dan Mona melanjutkan sisa hari yang harus mereka lalui tanpa nasi karena mereka sempat melakukan cheating. Dena melanjutkan dengan diet kalori. Berapa kalori yang dibutuhkan setiap harinya, itu yang dia penuhi. Tidak boleh berlebihan. Saya sendiri melanjutkan dengan tidak makan nasi dan menambah durasi olahraga dan mengurangi minyak, garam, dan gula.Setelah mona selesai dengan pelunasan cheating, Mona memutuskan melakukan diet yaitu makan nasi hanya sekali dalam sehari, tidak makan malam, makan buah minimal sehari sekali, dan tidak memakan gorengan abang-abang.
Demikian sedikit cerita dari saya tentang diet tanpa nasi. Ingat ya pemirsa, diet itu harus dilakukan dengan menyenangkan. Jangan sampai merasa kesulitan dan sedih. Diet juga berbeda tergantung kemampuan dan keinginan setiap orang. Jadi jangan memaksakan satu orang harus melakukan diet ini hanya karena kamu sukses dengan itu. Kecuali kamu dokter gizi atau konsultan kesehatan.
Cheers!
#MimiKurus2018 #MimiTurun10Kilo
PS: foto-foto bukan milik saya.
Saya ulang. Tidak makan nasi.
Meskipun begitu, temannya tetap memakan kentang, martabak, dan lain sebagainya.
Mengingat saya pribadi sudah menambah beberapa kilogram selama beberapa bulan belakangan ini (kita pakai angka beberapa saja untuk menghindari kecurigaan dan pemikiran yang tidak-tidak), maka saya tertarik untuk melakukan hal yang sama. Alhasil, saya, Mona, Dena, Icha, sepakat untuk memulai program 30 Hari Tanpa Nasi. Saat itu ada Tata juga, tapi Tata memilih untuk tidak mengikuti program ini.
Program ini dimulai Senin, 5 Februari 2018, selama 30 hari. Awalnya terasa sulit. Karena kita semua terbiasa makan nasi. Saya sendiri langsung ganti nasi jadi kentang. Kalau Dena sih memang lebih biasa makan sehat. Hahaha. Dia memilih yoghurt dan buah-buahan sebagai menu sarapan. Wow, bukan?
Seiring jalannya waktu, Mona dan Icha adalah yang paling sering melakukan cheating, alias tetap memakan nasi. Contoh: dimasakkan ikan peda, mana mungkin tidak dimakan meggunakan nasi bukan? Akhirnya dibuat kesepakatan tambahan. Bahwa bagi mereka yang tetap memakan nasi, akan ditambah hari-tanpa-nasinya, sejumlah hari cheating. Misal, Icha 'kelepasan' makan nasi dalam 1 hari. Maka jumlah diet tanpa nasi yang harus dilakukan ICha adalah 31. Bukan tetap 30 dan mengganti hari cheating dengan hari lain.
Dengan demikian, ketika seharusnya program 30 Hari Tanpa Nasi berakhir pada Selasa, 6 Maret, bagi Icha dan Mona, berakhir di tanggal yang berbeda. Sementara saya dan Dena tetap berakhir di Selasa, 6 Maret 2018. Coba tebak apa yang terjadi berikutnya?
Dena turun 4 kilogram. Saya turun 3 kilogram. Mona dan Icha turun tangga.
Artinya, ada yang berat badannya turun, ada yang tidak. Yah betul juga sih. Pembaca juga pasti sudah mendapatkan pemahaman itu. Hal yang terpenting adalah adanya kedisiplinan. Bahwa dalam diet, kita tidak bisa mudah tergoda. Kita harus tetap teguh pada pendirian mengenai kenapa kita ingin melakukan diet dan apa yang harus kita lakukan selama diet.
Diet tanpa nasi ini mungkin berlaku bagi saya, tapi mungkin tidak berlaku bagi orang lain. Terutama untuk mereka yang sama sekali tidak bisa lepas dari nasi. Tidak masalah. Setiap orang akan menemukan caranya sendiri untuk mengurangi berat badan. Poin terpenting adalah kita diet atau menurunkan berat badan harus dengan tetap menjaga kesehatan. Alhamdulillah selama tidak memakan nasi, saya tidak sakit sama sekali. Lemas pun tidak. Jadi saya tetap menjalankan aktivitas sehari-hari dengan leluasa.
Oh ya. Ada hal yang penting untuk dilakukan selama diet. Diet apapun yang kamu pilih. Dukungan teman dan keluarga itu sangat penting. Keluarga. saya di rumah, saya beritahu bahwa saya sedang dalam program tanpa nasi bersama teman-teman. Maka dari itu, Mama selaku kepala koki di rumah membuat menu-menu pengganti untuk saya agar tetap mendapatkan asupan karbohidrat. Kakak, Mama, dan keponakan yang makan nasi tetap dibuatkan nasi tapi mereka mengingatkan saya agar tidak makan nasi. Di tempat kerja pun sama. Saya memberitahu teman makan saya bahwa saya tidak makan dengan nasi. Mereka membantu memberikan alternatif dan mengingatkan saya kalau suatu saat saya tergoda ingin memakan nasi.
Apa yang saya makan selama tidak makan nasi?
Rerumputan.
Bercanda. Saya bukan kambing. Kalaupun mau makan rumput, direbus dulu lah.
Untuk pengganti karbohidrat, saya biasanya mengganti dengan kentang. Saya suka kentang, jadi itu bukan masalah besar. Memang saya tidak selalu menemukan kentang. Karena tempat kost saya tidak memiliki dapur yang bisa saya gunakan, saya cenderung mencari makanan di luar. Ketika ingin makan siang, pilihan saya adalah seputar:
- Gado-gado
- Ayam penyet dada (betul-betul ayamnya saja)
- Soto ayam
- Ikan goreng
- Siomay
- Kentang rebus
- Sop
- Capcay
- Dll
Awalnya saya tetap makan mie dan roti. Tapi lama kelamaan saya tidak makan roti dan sangat mengurangi makan mie (menghindari makan mie bagi seorang anak kosan adalah sebuah kemustahilan). Kenapa? Menurut food advisor saya alias Mba Ebo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalau kita memutuskan untuk tidak makan nasi.
- Kandungan tepung dan gula dalam roti maupun mie jauh lebih banyak daripada nasi. Jadi kalau kamu menghindari nasi tapi makan kedua hal itu, sama saja bohong.
- Meskipun soto ayam tidak pakai nasi, ingat bahwa soto ayam memiliki bihun yang sebenarnya kurang lebih sama saja seperti mie.
- Menu gado-gado dengan tempe dan kacang-kacangan sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi.
- Lakukan diet dengan hal yang menyenangkan. Misalnya begini. Pengganti nasi adalah kentang atau ubi. Jika kamu tidak menyukai kentang, jangan paksakan diri. Contoh lain, kalau kamu lebih suka ayam dengan digoreng daripada direbus, tidak masalah.
- Makan buah juga penting. Alih-alih makan buah di malam hari, makan buah lebih baik dilakukan di pagi hari. Jikalau ingin makan buah di malam hari, beri jarak sekitar 4 jam dari terakhir kita makan berat.
- Makan nasi putih seminggu sekali juga cukup.
Selama 30 hari pertama tidak memakan nasi, saya (maaf kalau salah, lupa) 3 kali makan mie, tidak makan bubur, tidak makan lontong. Saat program, saya yang biasanya terlalu cinta pada tempat tidur, menyempatkan melakukan olahraga. Olahraga pun harus dilakukan dengan senang hati. Sesuai kemampuan dan ketertarikan. Jangan lakukan jumping jack kalau tidak suka. Seperti saya, saya sangat tidak suka melakukan jumping jacks. Jadi saya melakukan olahraga:
- Dancing/aerobik selama 30 menit, 2-3 kali seminggu.
- Jalan kaki dari kosan menuju ke kantor. Jarak hampir 4 KM (setelah itu mandi di kantor)
Kemudian saya merasa bersalah.
Saya, Dena, Mona, dan Icha kembali berkumpul dan mengevaluasi diet tanpa nasi kami. Icha dan Mona melanjutkan sisa hari yang harus mereka lalui tanpa nasi karena mereka sempat melakukan cheating. Dena melanjutkan dengan diet kalori. Berapa kalori yang dibutuhkan setiap harinya, itu yang dia penuhi. Tidak boleh berlebihan. Saya sendiri melanjutkan dengan tidak makan nasi dan menambah durasi olahraga dan mengurangi minyak, garam, dan gula.Setelah mona selesai dengan pelunasan cheating, Mona memutuskan melakukan diet yaitu makan nasi hanya sekali dalam sehari, tidak makan malam, makan buah minimal sehari sekali, dan tidak memakan gorengan abang-abang.
Demikian sedikit cerita dari saya tentang diet tanpa nasi. Ingat ya pemirsa, diet itu harus dilakukan dengan menyenangkan. Jangan sampai merasa kesulitan dan sedih. Diet juga berbeda tergantung kemampuan dan keinginan setiap orang. Jadi jangan memaksakan satu orang harus melakukan diet ini hanya karena kamu sukses dengan itu. Kecuali kamu dokter gizi atau konsultan kesehatan.
Cheers!
target |
role model |
#MimiKurus2018 #MimiTurun10Kilo
PS: foto-foto bukan milik saya.
Komentar