persevering

hari ini Yasir ada urusan di tempat les Bahasa Inggris, akibatnya mobil yang biasa mereka pake berdua dibawa kabur Yasir. Yogar berdiri di pintu gerbang sekolah, memandangi lapangan yang masih ramai dipakai anak-anak bermain basket, berganti-gantian memandangi mobil-mobil yang lalu lalang. tidak ada yang ditunggunya sebenarnya. tapi entah kenapa ia masih ingin berada di sekolahnya. setahun, bahkan kurang dari itu, sekitar 5 bulan lagi ia akan menjalani ujian dan lulus dari SMA ini. untuk itu, sebelum kesehariannya diambil oleh aktivitas belajar, ia ingin menikmati masa-masa sebagai murid SMA yang baik.

Yogar masih bersandar di gerbang ketika dilihatnya sosok seseorang berjalan perlahan di samping lapangan. "Gaby," bisiknya. salah seorang murid perempuan paling terkenal di SMA-nya. selain karena cantik dan well-maintenance, Gaby juga cukup pintar, dan . . . ia berpacaran dengan salah seorang murid laki-laki paling pintar, kaya, dan ganteng di SMA, (bah akhirnya kalimat ini tertulis juga. syulit sekali) Faldo.
keluarga Yogar tidak kalah kaya dengan keluarga Faldo. namun ia juga tidak akrab dan sebisa mungkin tidak perlu menjalin interaksi dengan dia, termasuk dengan Gaby. namun hari ini keadaan memaksa Yogar untuk menghentikan sikapnya.

Gaby tiba-tiba berhenti berjalan lalu memegangi perutnya. Yogar merasa ada yang aneh. ketika Gaby akhirnya ambruk, Yogar refleks berlari sekuat tenaga menghampiri Gaby dan menahan tubuh Gaby agar tidak jatuh menghantam lantai semen. orang-orang yang ada di sekitar lapangan langsung mengerubungi mereka.

"Gar," panggil Gaby sambil meringis. tangannya masih memegangi perutnya.

"lo kenapa?"

"perut gw sakit banget. biasa begini kalau lagi 'dapet'," Gaby masih memegangi perutnya dan berkata dengan terbata-bata.

"Faldo mana?" tanya Yogar. dia sedikit was-was dengan kondisi sekarang ini.

Gaby menggeleng. 

"bawa langsung ke UKS aja, Gar," ujar salah seorang di sekitar mereka. entah siapa.

"gw anter lo ke UKS ya," akhirnya Yogar nekat. daripada Gaby meringis terus seperti ini.

Gaby mengangguk. wajahnya semakin pucat. sepertinya sakit sekali. dengan sigap Yogar langsung membopong Gaby ke UKS yang lokasinya tidak jauh dari lapangan (kayaknya arsitek yang ngebangun sekolah udah paham bener kecelakaan bakal sering terjadi di sekitar lapangan makanya UKS dibikin deket lapang. dengan kata lain, ini penulis biar gampang aja sih bikin ceritanya). di UKS, perawat sekolah masih ada disitu dan langsung memberikan pertolongan kepada Gaby. memberikan obat, minuman, dan menyuruh Gaby tiduran. melihat Gaby diberikan pertolongan, Yogar tetap berada disitu karena merasa bertanggung jawab. bahkan saat Gaby tertidur, Yogar masih menemani dan mengobrol dengan perawat sekolah.

tidak terasa waktu berlalu. pukul 5 sore Gaby terbangun.

"jam berapa nih?" Gaby mengerjap-ngerjapkan matanya. dilihatnya langit di luar semakin gelap.

"jam 5. gimana rasanya? udah mendingan?" tanya perawat sambil tersenyum.

"udah bu. saya mau pulang aja. istirahat di rumah," kata Gaby sambil tersenyum juga.

"gw anter. bisa jalan sendiri atau gw gendong lagi?" Yogar muncul di sebelah perawat. Gaby kaget. tidak menyangka Yogar masih disitu.

"gw jalan sendiri aja. udah gak terlalu sakit kok," jawab Gaby. ia lalu turun perlahan dari tempat tidur dibantu perawat. mengenakan sepatunya. bertiga, mereka keluar dari UKS, Yogar dan perawat mendampingi gaby menuju parkiran. di sana Yasir sudah menunggu dengan mobilnya. 

"jagain gaby ya. anter dia sampe rumahnya dengan selamat. ibu pulang duluan," perawat tersenyum begitu Gaby dan Yogar sudah sampai di sebelah mobil.

"makasih ya bu," kata Gaby pelan.

perawat mengangguk lalu menuju parkiran motor. sementara itu Gaby memasuki mobil, Yogar duduk di sebelahnya. 

"gw harap ini gak jadi masalah," gumam yasir dari balik kemudi.

***

namun dugaan Yasir itu salah. esok harinya, Faldo mendatangi kelas Yogar di waktu istirahat dan mereka langsung bertengkar. kelas Yasir berada di sebelah kelas Yogar, jadi ketika ribut-ribut dimulai, ia langsung menuju kelas kembarannya. ia melihat Faldo sedang marah pada Yogar sementara kembarannya diam saja.

"ada yang liat lo sama Gaby kemarin. ngapain lo? lo suka sama cewe gw? gitu cara lo buat ngambil cewe orang?" 

"kemarin sore lo kemana?" Yogar balas bertanya kalem.

"itu urusan gw."

"kalo gitu, apa yang gw lakuin sama Gaby juga itu urusan gw," jawaban Yogar membuat Faldo semakin emosi.

"gw ga ada di sekolah karena gw harus ngurusin urusan kantor bokap gw. silakan ambil Gaby kalau lo mau..."

"Gaby bukan barang yang bisa dipindah-pindah kepemilikan seenaknya," Yogar mulai emosi juga. Yasir buru-buru menghampiri kembarannya dan merangkul.

"sabar," bisik Yasir.

"terserah lo. yang jelas gw gak mau berhubungan sama cewe yang gak setia," Faldo masih ketus. Nicko muncul di sebelahnya lalu langsung menarik tangan faldo. di sekitar mereka sudah ramai orang-orang memperhatikan.

"balik kelas, Do. udah mau masuk," bisik Nicko.

Faldo melepas tangannya dari Nicko lalu untuk terakhir kalinya melempar tatapan benci ke arah yogar. sejak saat itu hubungan mereka tidak pernah akur.

***

"tadi gue sama Faldo berantem di sekolah," kata Yogar kepada Gaby. sore itu ia menjenguk Gaby untuk melihat keadaannya.

"gue tau. tadi Sofia ke sini terus cerita," Sofia adalah teman dekat Gaby. sama-sama gadis cantik well-maintenance. Gaby tersenyum sedih lalu menghela nafas. "gue putus sama Faldo. via telepon. tadi siang."

"gue minta maaf," kata Yogar. benar-benar merasa bersalah.

"bukan salah lo," Gaby berusaha tersenyum. "dia gak mau denger penjelasan gue bahwa gue sakit kemarin. apalagi bagian nama lo disebut. dia langsung ngamuk. yah, mungkin memang kita gak cocok."

Yogar mengangguk. "gue rasa juga kita gak usah deket-deket. gue cuma menunaikan kewajiban gue buat ngebantu manusia lain yang lagi kesusahan."

Gaby mengangguk. "makasih banyak ya Gar. maaf udah bikin lo kesusahan."

"no problem. ini masalah cowo. paling gak lama juga beres. gue pamit pulang,"

"iya ati-ati,"

***

ketiga orang itu menjalankan hidupnya masing-masing sejak saat itu. apalagi mereka bertiga sudah harus mempersiapkan diri untuk kelulusan juga ujian masuk universitas. meski tidak ada berita bahwa Gaby dan Yogar berpacaran, namun faldo tidak mau percaya. berkali-kali Gaby berusaha menjelaskan, Faldo tidak pernah mau mendengar, ia selalu menghindar. akhirnya ketiga murid SMA tersebut lulus dan melanjutkan kuliah masing-masing. Faldo di Manajemen FEUI, Yogar di Ilmu Ekonomi FEUI, dan Gaby di Adm Niaga FISIP UI.

***

tiga tahun kemudian...

"Gar?" Gaby memanggil ragu-ragu sosok orang yang berdiri di depannya dalam antrian di Starbucks. orang itu menoleh lalu kaget melihat Gaby. menyadari bahwa ia tidak salah orang, Gaby tersenyum lebar. "lama banget gak ketemu lo."

Yogar tersenyum. antrian maju. giliran dia memesan dan membayar kopinya. Gaby menunggu dengan sabar respon dari Yogar. setelah Yogar selesai membayar, Gaby siap menyapa lagi namun Yogar lebih cepat. "gue duluan ya," lalu Yogar pun pergi. meninggalkan Gaby yang terbengong-bengong dan membuat mbak-mbak Starbucks sedikit jengkel.

Gaby cepat-cepat memesan lalu mencari sosok Yogar. didapatinya ia sedang duduk dengan segerombolan orang. nampak sedang mengerjakan tugas kuliah. Gaby sedikit kecewa. ia duduk bersama teman-temannya. 

***

Yasir memainkan laptopnya di Taman Melingkar Perpus Pusat sendirian. ia menyukai suasana sore hari di kampusnya ini. di kejauhan Gaby melihat satu lagi sosok yang dikenalnya sejak SMA.

"Yasir?" panggil Gaby.

Yasir mendongak. "Hai, Gab,"

"apa kabar?" tanya Gaby sumringah lalu duduk di sebelah Yasir.

"baik. lo?"

"baik," Gaby tersenyum lebar. "tadi gue ketemu Yogar juga lho. bisa pas gitu ya. setelah sekian tahun gak ketemu, hari ini ketemu sama kalian berdua."

"kebetulan. eh lo sekarang kuliah dimana emang?" 

"FISIP, Adm. lo sama Yogar FE kan ya kalo gak salah?"

"yup," smartphone Yasir bergetar. ada Whatsapp masuk. "hmm, Gab, gue harus balik. nice to meet you again. kapan-kapan ngobrol lagi kita."

"iya Sir. sampai ketemu lagi ya,"

***

"tadi gue ketemu Gaby," Yasir memasuki kamar kembarannya. Yogar sedang membaca buku tentang Perang Uhud.

"gue juga,"

"terus?"

"terus?"

"lurus terus sampe bunyi brak baru berhenti,"

Yogar tertawa. "ya cuma ketemu bentar. emang sama lo lama?"

"lumayan," balas Yasir. "gimana pendapat lo tentang dia?"

"masih cantik," jawab Yogar. Yasir menunggu. "baik. ramah. ceria."

"itu doang?"

"ya apaan lagi?"

"kirain.."

"udah lo pergi deh gue lagi baca,"

***

Yogar menyusuri selasar FISIP UI. diam-diam dia was-was juga kesini. kalau ketemu Gaby gimana? tapi ia terpaksa karena harus mengambil proposal acara kepanitiaan dari seorang temannya. harus hari ini. padahal temannya ini jadwal kuliahnya padat. maka dari itu Yogar menghampiri ke FISIP. ketika berjalan di dekat masjid, ingatannya seakan flashback ke kejadian 3 tahun lalu. kali ini Yogar melihat lagi Gaby yang pucat dan hampir roboh. dan lagi-lagi ia langsung berlari menghampiri Gaby dan menangkap tubuhnya sebelum menghantam tanah.

Gaby mendongak melihat penolongnya.

"lo lagi," kata Gaby sambil nyengir.

"sakit lagi?" Gaby mengangguk.

"ke dokter yuk," jawab Yogar.

"gak usah. gue ada obat kok. mau duduk aja," Gaby berusaha bangkit berdiri. ia mengajak Yogar duduk di depan MBRC, di sekitar mereka banyak juga orang yang sedang duduk dengan laptop dan memperhatikan mereka berdua. dalam hati Yogar berkata, "kenapa ini orang ga ada yang bantuin pas tadi Gaby ampir pingsan?"

Gaby duduk lalu menghela nafas. pelan-pelan dia meraih ke dalam tas dan mengambil obat juga air mineral. meminum kedua hal itu lalu menarik nafas dalam-dalam. Yogar memperhatikan.

"sebenarnya lo sakit apa?"

"endometriosis," jawab Gaby pelan dan pipinya sedikit merah, malu.

Yogar mengangkat sebelah alis. tidak mengerti.

"jaringan dinding rahim tumbuh di luar rahim. makanya setiap haid gue selalu sakit perut parah banget,"

"diobati dengan obat?"

"sebenernya bisa operasi, dikembalikan ke tempat yang benar. tapi gue takut. jadi gue pilih obat ini aja. kalau memang masih gak ngefek, gue mau coba disuntik sebulan sekali."

"sejak kapan lo sakit begini?"

"sejak SMP. sejak pertama kali dapet. tapi gue kira itu cuma sakit biasa. toh banyak juga yang suka sakit perut pas haid. tapi lama-lama kok makin parah. pas dibawa ke dokter katanya begitu."

"itu penyakit parah?"

Gaby tertawa. "iya, bisa menyebabkan keguguran."

Yogar tersentak. "terus kenapa lo gak diobati dengan lebih serius?"

kali ini wajah Gaby lebih sedih. "gue takut. takut nanti malah operasinya gagal terus gue gak bisa punya anak sama sekali..."

***

sejak saat itu Yogar menjadi semacam bodyguard bagi Gaby. setiap sebulan sekali, Yogar pasti langsung waspada terhadap kondisi Gaby. meskiipun Gaby tidak meminta untuk diantar jemput, kadang Yogar memaksa untuk menemani Gaby. ketika tugas kuliah menumpuk dan tanggal haid Gaby, Yogar makin waspada 2x lipat. ia mewanti-wanti teman-teman Gaby untuk mengabarinya jika terjadi sesuatu. Gaby sendiri merasa tidak enak jika harus merepotkan Yogar terus. meski ia senang diperhatikan seperti itu. teman-temannya heran melihat Yogar yang sebegitu protektif terhadap Gaby. namun mereka berdua selalu bilang mereka berteman. tidak lebih dari itu.

setahun berlalu dan kondisi Gaby tidak mengalami perubahan. Gaby menjalani pengobatan dengan suntikan sebulan sekali namun tetap tidak mengalami perubahan signifikan.

"kamu mau dioperasi?" tanya Yogar di samping tempat tidur Gaby. hari ini Yogar 'kecolongan'. ia sedang bimbingan skripsi dengan dosennya dan teleponnya disimpan dalam tas. ternyata teman-teman Gaby menghubungi karena Gaby benar-benar pingsan. ia baru menyadari kondisi Gaby setelah selesai bimbingan skripsi. Gaby sudah dibawa ke rumahnya.

mendengar pertanyaan Yogar, Gaby menggeleng.

"daripada kayak gini terus?"

"kamu capek ya jagain aku terus?"

Yogar terlihat kaget diberi pertanyaan itu. ia menggeleng cepat-cepat. "bukan. aku cuma gak tega ngeliat kamu kesakitan terus setiap bulan. setidaknya dengan operasi kamu bisa hidup normal seperti perempuan lainnya."

"kalau nanti operasinya gagal terus aku gak bisa punya anak gimana? mana ada yang mau nikah sama perempuan yang gak bisa punya anak?" Gaby mulai menangis. ia menarik selimut untuk menutupi wajahnya.

"aku mau," ujar Yogar pelan.

"kamu mau nikah karena kasihan sama aku kan," Gaby masih menangis.

"aku mau karena aku bersedia nerima apa adanya kondisi perempuan yang aku sayangi," kata Yogar lagi. tangannya bergerak mengelus rambut gaby.

bukannya menjawab, Gaby malah menangis semakin keras.

***

Gaby akhirnya mau dioperasi. di hari yang sama dengan ia menjalani sidang skripsi untuk meraih gelar Sarjana-nya. sesungguhnya ia ingin ada di rumah sakit untuk menemani Gaby operasi. tapi jadwal sidang semester genap begitu padat dan sulit untuk meminta perubahan jadwal. jadi ia terpaksa mengikuti jadwal yang ada. meski dengan kekhawatiran akan kondisi Gaby, ia bisa lulus sidang juga. tanpa tradisi berenang di kolam makara, Yogar langsung menuju RSPP untuk melihat operasi Gaby. ketika ia tiba, orang tua Gaby mengabari bahwaGaby sudah dibawa ke ruang perawatan dan masih butuh istirahat.

"operasinya lancar om? tante?" tanya Yogar begitu sampai di depan kamar Gaby.

"alhamdulillah," kata ibu Gaby sambil terharu. "akhirnya dia sembuh juga. gak akan ada lagi sakit dan pingsan setiap bulan."

Yogar tersenyum senang, lega, sekaligus bangga.

"terima kasih ya karena selalu menemani Gaby dan mau mengingatkan Gaby untuk operasi," ujar ayah Gaby.

Yogar mengangguk. "alhamdulillah om."

***

"selamat ya, udah sarjana," dengan suara lemah, Gaby mengucapkan selamat pada orang yang sedang menemaninya sambil membaca buku.

Yogar mendongak. tadi gaby masih tidur. sekarang dia sudah bangun ternyata.

"alhamdulillah. mama dan papamu lagi ke bawah cari makan,"

"iya,"

"selamat juga karena operasimu berhasil," kata Yogar sambil menggeser kursinya lebih dekat ke arah kepala Gaby.

"aku seneng banget," Gaby berkata lirih. bibirnya menyunggingkan senyum.

"dan semoga ini bisa membuatmu lebih senang," Yogar mengambil kotak dari sakunya. mengeluarkan sebuah cincin dan melingkarkannya ke jari manis Gaby.

Gaby terkejut sekaligus senang. ini tidak bisa lebih membahagiakan lagi.

-THE END-

PS: another fiction tales. cabang cerita Wide Open http://astriutamiindriyani.blogspot.com/2013/07/wide-open.html di Wide Open diceritainnya si Yogar sama Gaby udah tunangan sih. nah ini cerita menuju tunangannya itu. pesan moral: cinta bisa mengubah hidup! hahahahaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

cumlaude dan IPK tertinggi

mimpi mimi apa?