innocencitivity

"Ka Nicko, jangan lupa Mas Faldo diajakin ke rumah dari jam 7 ya. jangan lebih atau kurang dari itu," ujar Ern melalui telepon.

"Iya, Ern," ucap Nicko sabar. hari ini sudah kelima kalinya Ern mengingatkan Nicko tentang itu. nanti malam mereka akan mengadakan surprise party untuk ulang tahun Faldo.

"hihihihihi. makasih Ka Nicko. ini masih dimana?"

"masih di kampus,"

"ya udah, hati-hati ya. hihi,"

Nicko menutup teleponnya dan memandangi layar handphone. adik bungsu sahabatnya ini sudah lama terasa berbeda. namun Nicko tidak berniat untuk berpikir lebih jauh karena rasanya Faldo juga belum tentu setuju ia berhubungan spesial dengan adiknya.

"gue belom selesai nih. ntar masih ada urusan," tiba-tiba Faldo sudah berada di sebelah Nicko.

"urusan apaan lagi?"

"ada yang mau diskusi soal organisasi ntar abis Maghrib. jadi paling gue balik jam 8. lo langsung ke rumah gue aja. bilang Mimio atau Ern mau pinjem buku. ah atau lo masuk langsung ke kamar gue juga bisa,"

Nicko berpura-pura mau meminjam buku untuk tugas kantornya padahal sebenarnya ia harus 'menggiring' Faldo ke rumah tepat waktu untuk surprise party.

"sama siapa sih ketemunya? cewek?" tanya Nicko iseng.

"cowok lah. itu si Candra. adik kelas lo kok," kata Faldo. "jadi gimana? langsung ke rumah gue?"

"gue tungguin aja. lagian gue gak bawa motor. kan niatnya mau nebeng lo," Nicko nyengir. padahal dia punya rencana.

"dasar gak mau rugi lo," Faldo ketawa. "ya udah, gue masih ada perlu di perpus. nunggu di sono aje,"

"oke sip. eh gue mau ke toilet dulu ntar gue nyusul."

"sip,"

Faldo berjalan menuju perpustakaan FEUI sementara Nicko pura-pura ke toilet. setelah dikiranya Faldo tidak mendengar, ia menelepon Candra.

"assalamualaikum Cand. apa kabar?" suara Nicko dibuat ceria.

"Bang Nicko. baik Bang. ada apa nih tiba-tiba nelepon?"

"denger-denger lo mau ketemu Faldo ya abis Maghrib?" Nicko langsung to the point.

"iya Bang, mau ngobrol-ngobrol nih hehe,"

"nah... kalau diundur aja bisa gak? gini. dia sebenernya lagi ada acara di rumahnya. udah harus nyampe rumah jam 7 malem. tapi karena udah keburu janji sama lo, dia terpaksa telat dateng acara keluarga. kalau bisa di-reschedule sih... yaaa.. tapi lo gak usah bilang dia kalau gue minta begini ke lo. ntar dia makin gak enak.. gimana Cand?"

"wah gitu ya Bang. saya jadi gak enak juga nih ganggu acara keluarga Bang Faldo. ya udah saya reschedule aja. nanti saya SMS Bang Faldo. makasih ya Bang,"

"sama-sama Cand. semoga lancar ya urusannya,"

"makasih Bang."

Nicko menutup telepon dengan senyum ala penjahat. ia lalu menghampiri Faldo di perpus dengan muka sok polos. 

"gue gak jadi ketemuan sama si Candra. dia tiba-tiba gak bisa. kita balik sekarang aja gimana?"

"oke!" balas Nicko dengan ekspresi kaget tapi nurut.

***

"kok rumah gue gelap banget?" Faldo melongokkan kepala dari belakang kemudi. satpam yang biasanya membukakan pagar pun tidak terlihat. "buset pada kemana sih nih?" 

Faldo turun dari mobil lalu menghampiri pagar. tidak dikunci. sedikit heran, ia 
membuka gerbang lalu memasukkan mobilnya ke halaman. tidak lupa menutup gerbang dan menguncinya. gemboknya masih terkait disitu.

teras rumahnya yang biasa terang benderang kali ini gelap total. Nicko terpaksa menyalakan senter dari Power Bank miliknya. sementara Faldo memilih menyinari jalan dengan handphone-nya. 

"gue khawatir deh nih. ga ada kabar apa-apa dari rumah. apa mereka diculik ya?" Faldo mulai khawatir.

"bisa jadi, Do," Nicko pura-pura khawatir. "lo buka pintu aja dulu, siapa tau ada tanda-tanda di dalem."

Faldo pelan-pelan melangkah menuju pintu rumahnya dan mendorongnya hingga terbuka lalu melangkah masuk. saat itu juga ember berisi air, telur, terigu jatuh menimpanya diiringi lampu yang tiba-tiba menyala dan orang-orang berteriak, "HAPPY BIRTHDAY!!!"

Faldo tersenyum kesal sekaligus geli. ia berbalik menghadap sahabatnya yang tertawa-tawa di belakangnya. Faldo buru-buru menghampiri Nicko dan 'membagi' adonan yang melekat di badannya. Nicko yang tidak sempat kabur terpaksa kena getahnya.

"Mas faldo, masuk!" Mimio tertawa sembari menghampiri kakaknya. tapi ia buru-buru mundur ketika Faldo mau mendekatinya.

di sana ternyata sudah banyak orang. orang tuanya, adik-adiknya, pembantu dan satpam, sepupu-sepupu, juga teman-teman dekatnya.

"bahkan gue gak inget hari ini gue ulang tahun," kata Faldo sambil tertawa. rumahnya sudah didekorasi pita-pita dan balon seperti pesta ulang tahun anak kecil. di depannya, Mr. dan Mrs. Joyowijoyo memegang kue berlilin angka 23. "selamat ulang tahun, Nak,"

Faldo meniup lilin lalu memeluk orang tuanya. "makasih mom, dad." meski penampilan putra mereka acak-acakan, Mr. and Mrs. Joyowijoyo terpaksa menerima nasib.

***

"tadi ampir gagal lho," kata Nicko kepada Ern setelah pesta kejutan Faldo selesai. ia dan Numeio menginap disini.

"oh iya? kenapa?" Ern mengulurkan secangkir teh hangat untuk Nicko yang baru selesai mandi karena kena korban kejahilan Faldo.

Nicko menceritakan agenda Faldo ditambah strategi yang tadi dia terapkan untuk membatalkan pertemuan Faldo. Ern tertawa-tawa.

"bisa aja Ka Nicko. hahaha,"

"abisan kalo gak gitu kan bisa telat. ntar yang disini pada bete," kata Nicko bangga.

"iya, iya. makasih ya Kak Nicko. emang Ka Nicko orang paling baik seeeeeduniaaaaa,"

"cuma orang paling baik doang nih?"

"terus apa lagi? hahaha,"

"gapapa,"

***

diantara dua adik Faldo, Nicko lebih dekat dengan Ern. entah kenapa tapi Ern seakan lebih dependent terhadap sahabat kakaknya ini. seperti saat ini. 

"Ka Nicko, nanti bisa bantu jemput gak? aku bawa banyak barang dari kantor,"

"jam berapa?"

"jam setengah 6?"

"oke,"

atau seperti ini.

"Ka Nicko, bisa bantu kerjaan kantor aku gak?"

"tentang apa?"

"engineering gitu deh. perlu diaudit,"

"Faldo aja. dia kan ngerti segala,"

"males ah, banyak nuntutnya, hahaha,"

"ya udah, nanti ke rumah."

atau ini.

"Kak, aku mau cari kado ulang tahun buat temenku. bisa temenin gak?"

"temennya cewe atau cowo?"

"cowo,"

"Faldo?"

"Kak Nicko kayak gak tau aja agendanya Mas Faldo,"

"oh iya sibuk. oke. ntar ketemu di GI,"

***

suatu hari setelah Nicko menemani Ern membeli kado untuk temannya.

"Ern tuh... kenapa minta apa-apa ke saya?"

"abisan ka nicko lebih kayak kakak sih daripada Mas Faldo, hahaha,"

"oh," kata Nicko sedikit kecewa. cuma kakak ternyata.

"emang kenapa? hahaha."

Nicko ikut tertawa padahal sedikt kecewa. "ya gapapa. nambah ya kakaknya. 
gak mau nambah pacar aja?"

"hahaha satu aja belum punya, masa nambah. hahaha,"

Nicko nyengir. salah sasaran, saudara-saudari!

***

"minggu depan ada pesta ulang tahun Mbak Jasmine. Ka Nicko temenin aku nyari baju yuk," kata Ern tiba-tiba di hari Minggu siang.

"siapa itu Jasmine?"

"anak temennya papa. dia suka banget sama Mas faldo. makanya kami diundang ke ulang tahun dia,"

"oh. kapan mau nyarinya?"

"hari ini aja, soalnya minggu depan takutnya aku sibuk di kantor," 

"boleh. mau dijemput atau ketemu di GI?"

"ketemu di GI aja, tapi nanti pulangnya anterin ke rumah ya? haha"

"pake motor gapapa?"

"iya gapapa hahaha"

sekitar 4 jam kemudian. Nicko dan Ern memutuskan beristirahat di 711 setelah belanja. supaya berasa anak remaja labil gitu lho.

"kalian tuh ga pernah ngadain pesta ulang tahun ya?" tanya Nicko kepada Ern yang sedang menyeruput Slurpee.

"gak pernah,"

"Mimio Faldo dan kamu gak pernah?"

"paling juga ngundang keluarga aja. ga pernah mewah gitu," kata Ern polos.

"aneh,"

"apanya? hahaha,"

"kalau gitu nanti ngadain pesta pas nikah dong ya?" Nicko bertanya spontan. sungguh tanpa maksud apapun.

"bisa jadi. Mbak Mimio dulu tuh kayaknya. hahaha,"

"emang Mimio udah ada calon?"

"belum sih haha. tapi yang ditaksir kan ada. tapi yang jelas lebih cepet dari Mas Faldo. hahaha,"

"kamu sendiri kapan, Ren?"

"belum ada yang lamar aku Ka, hahaha,"

Nicko mengangguk-angguk.

"kalau aku yang lamar gimana?"

"ya boleh aja. hahaha,"

Nicko bingung. ini maksudnya becanda apa serius?

"becanda apa serius nih?"

"ya serius. kalo mau ngelamar, datengin ortuku aja. hahaha,"

Nicko tertawa. beginilah sifatnya. yang bikin perempuan ini unik.

***

"Mas Faldo lagi berantem sama Mbak Mimio soal Kak Yasir," kata Ern pada hari Minggu berikutnya.

"masih aja tuh anak ya. ga berenti-berenti berantem sama keluarga sebelah," Nicko geleng-geleng meski Ern tidak bisa melihat gelengan kepalanya karena mereka berbicara lewat telepon.

"iya, jadi belum bisa ngobrol-ngobrol sama Mas Faldo soal kita udah pacaran hahaha,"

"orang berantem kok ketawa?" Nicko tertawa geli. lucu melihat bagaimana Ern menghadapi masalah kakak-kakaknya.

"daripada ikutan sedih. kak Nicko bantu sadarin Mas Faldo dong. kasian Kak Mimio tuh,"

"gampang lah.."

***

"tadi Faldo tiba-tiba bahas soal kita..." Nicko memulai pembicaraan rutin dengan Ern pada malam itu. malam yang sama setelah faldo memberikan 'restu'nya.

"oh iya? apa katanya?"

"dia seneng-seneng aja,"

"alhamdulillah hahaha,"

"kaget sih. kirain perlu berantem ala Jet Li dulu,"

"berlebihan hahaha,"

Nicko ikut tertawa. "urusan kakakmu belum selesai ya?"

"belum.."

"gimana kalau kita...."

***

persiapan pulang dari Pulau Bidadari. Faldo dan Yogar sedang mengobrol serius entah soal apa. orang-orang di sekitarnya sedikit was-was meski Faldo sudah bilang akan berubah. Mimio dan Yasir juga asyik mengobrol dengan lebih bebas. Numeio dan Sena asik berfoto ria. Mr. and Mrs. Joyowijoyo mengobrol dengan Mr. and Mrs. Bromo. Nicko dan Ern berdiri terpisah berdua. Ern sedang asyik dengan gadgetnya. mereka semua sedang menunggu kapal.

"Ren, tau gak kenapa ini pulau dinamain Pulau Bidadari?" Nicko sok-sokan memandang pantai padahal sebenarnya fokus kepada

"hmm? nggak,"

"karena pulau ini sangat cantik, seperti kamu,"

"hahahaha. ah Ka Nicko bisa aja,"

wajah Ern memerah karena malu lalu dia menonjok pelan lengan Nicko dengan tangan yang memegang handphone Android. entah karena pegangannya longgar, tapi Android tersebut sukses tercebur ke laut.

"ah!" seru Nicko dan Ern bersamaan.

-THE END-

PS: fiction again and again. hahahaha. nah yang ini juga cabang dari Wide Open http://astriutamiindriyani.blogspot.com/2013/07/wide-open.html bedanya sama Distance dan Persevering, yang ini sebelum dan dalam setting Wide Open. jadi ya begitulah deh pokoknya hahahaha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

cumlaude dan IPK tertinggi

mimpi mimi apa?