Makan Malam Bank Mandiri: Makan Malam Barry Nunik Mandy dan Rian

"mom, hari ini aku mau mengajak pacarku makan malam di rumah kita. bagaimana?" Rian menyapa ibunya sembari mengeluarkan jus jeruk dari kulkas.

"wah boleh. kamu memang belum mengenalkan pacarmu ke mama. siapa namanya?" ibu Rian, Nunik, mengalihkan sejenak perhatiannya dari bawang merah yang sedang diiris.

"Mandy, mom."

"iyaaa, Mandy, nama yang bagus ya, kalau nama kalian digabung nanti jadi Mandyri," Nunik terkikik sendiri mendengar leluconnya. Rian hanya tersenyum.

"see you tonight mom, aku mau ke kantor dulu,"

***

"malam om, tante, perkenalkan, saya Mandy," Nunik dan suaminya, Barry, menyambut calon menantu di pintu depan rumah mereka. sekali melihat, mereka memberi penilaian bahwa Mandy adalah gadis yang cantik, sopan, dan pintar.

"Nunik, maminya Rian. ini Barry, papinya Rian," Nunik memperkenalkan dirinya dan suaminya. sembari tersenyum, Mandy menyalami kedua tangan calon mertuanya.

"ayo masuk, kita makan. maminya Rian sudah masak makanan yang enak lho," ajak Barry kepada Mandy dan Rian.

di meja makan, keempat orang itu langsung akrab seakan-akan sudah kenal sejak lama padahal Barry dan Nunik baru saat itu bertemu Mandy.

"Mandy bekerja dimana?" tanya Nunik.

"usaha kecil-kecilan tante, saya dan teman-teman membuat semacam organisasi yang bergerak di social movement, kami mengadakan event ataupun kampanye yang berkaitan dengan isu-isu yang terjadi di sekitar kita," jawab Mandy lancar. Nunik dan Barry berpandangan takjub.

"sudah lama bekerja disana?" tanya Nunik lagi.

"Maret ini genap 2 tahun tante,"

"maaf tante bertanya begini, penghasilannya besar?"

Rian kaget mendengar pertanyaan ibunya. matanya melotot sementara Mandy tertawa.

"cukup tante, belum terlalu besar memang. tapi penghasilan saya, saya tabung kok. saya tabung di Bank Mandiri tepatnya program Mandiri Tabungan, selain itu saya juga daftar Mandiri Tabungan Rencana, yang uangnya diambil per bulan dari rekening Mandiri Tabungan saya. jadi meskipun penghasilan saya belum terlalu besar, saya mulai menyiapkan untuk masa depan,"

Nunik mengangguk-angguk senang. Rian menghela nafas lega.

"terus, pengeluaranmu per bulan berapa? Rian harus bersiap-siap kan kalau nanti kalian menikah," Nunik memandang suami dan anaknya dengan wajah polos, sementara itu Rian sudah menggeleng dan memijat dahinya. pusing. Mandy tersenyum-senyum saja, ia memegang tangan Rian untuk menenangkan.

"tidak banyak tante, Rian juga sudah tahu kebutuhan sehari-hari saya."

"mom, don't worry. dia sangat pintar mengurus keuangan. makanya memilih Bank Mandiri. salah satu alasan aku memilih dia jadi calon istri karena itu," Rian menatap Mandy lalu keduanya tersenyum. Nunik menyenggol suaminya lalu mereka berdua terkikik.

"tidak apa-apa kalau kebutuhan kamu banyak. Rian punya Mandiri Kartu Kredit, Platinum Card pula. kalau kamu mau jalan-jalan menggunakan kapal pesiar, itu bisa. tante dan om baru saja diajak jalan-jalan menggunakan pesawat oleh Rian menggunakan Platinum Card itu. mau pake kapal pesiar belum jadi, ya pap?" Nunik menoleh kepada suaminya yang hanya mengangguk lalu menyantap kembali makanannya.

"iya tante. nanti kalau Rian ada waktu luang," balas Mandy masih sambil tersenyum. ia hampir saja lupa makan gara-gara ditanyai terus oleh Nunik.

"kalau nanti kalian sudah nikah, sudah ada rencana apa saja?" kali ini giliran Barry yang bertanya.

"aku dan Mandy mau bikin usaha sendiri Pap. ya mungkin semacam restoran Timur Tengah, karena itu makanan favorit kami tapi masih jarang ada di Indonesia," Rian menjawab demi memberikan kesempatan bagi Mandy untuk makan.

"kerjaan kalian berdua akan ditinggal? bukankah itu membutuhkan modal?"

"tidak ditinggal. sebisa mungkin sambil kerja sambil mengurus restoran. kami akan meminta bantuan beberapa orang juga. soal modal, kemarin Rian dan  Mandy sudah membicarakannya, kami akan mengikuti program Mandiri KTA. karena syaratnya mudah, limitnya besar, dan ada asuransinya pula. penghasilan bulanan Rian bisa dipakai untuk itu, ditambah lagi kalau restorannya profit kan bisa lebih mudah," jelas Rian panjang lebar.

"pintar ya kamu," Barry mengangguk bangga menatap anak satu-satunya itu. ia dan Nunik berpandangan lalu tersenyum haru. "kalian akan tinggal disini kan nanti?"

Mandy dan Rian berpandangan. merasa sedikit bersalah. mereka berencana memiliki rumah sendiri. 

"hmm, kami berencana memiliki rumah sendiri, Pap, Mom. bukannya rumah ini jelek atau kami tidak mau tinggal bersama papi mami, tapi kami sebagai keluarga baru, ingin memulai semuanya sendirian, dari nol. bukan mengandalkan bantuan orang tua. tidak berarti kami tidak sayang kalian pap, mom, tapi kami mencoba untuk mandiri,"

sedikit kesedihan muncul di raut wajah Nunik dan Barry. tapi mereka setuju bahwa niat Rian itu benar dan wajib didukung. belajar mandiri bersama keluarga baru.

"lalu kamu sudah menemukan rumah yang kamu inginkan?"

"belum pap. minggu depan kami baru akan datang ke Bank Mandiri, bertanya-tanya tentang Mandiri KPR Duo. katanya disana ada pilihan rumah dari developer yang bekerjasama dengan marketing KPR Duo. program ini juga agar sekaligus mencicil mobil untuk Mandy dan peralatan rumah." Rian menjelaskan lagi.

"kalian tahu info tentang ini darimana?" tanya Barry.

Mandy buru-buru merogoh tasnya dan mengeluarkan iPad lalu mengetikkan sebuah alamat http://youtu.be/y5UicfHy3g0 "dari sini Om, saya diperlihatkan ini oleh temen saya. lalu saya dan Rian jadi tertarik untuk memakai produk Bank Mandiri semua," Mandy tersenyum bersemangat. mereka berempat menonton sebuah video tentang Bank Mandiri. setelah selesai, Barry dan Nunik mengangguk setuju.

"kalian sudah sangat siap ya sepertinya?" Nunik mencoba menyimpulkan.

Rian dan Mandy tersenyum bersamaan. "semoga tante, kami memang masih belajar banyak dan butuh ini itu, tapi apapun keinginan kami, Mandiri saja. benar-benar membantu kami."

"kalau begitu, tante dan om tak punya alasan untuk menentang hubungan kalian berdua atau menolak Mandy jadi anggota keluarga kami," balas Nunik yang tersenyum sangat lebar. "selamat datang di keluarga Mandiri!"

***

sumber referensi: www.bankmandiri.co.id dan blogkontes.mandirisaja.com

Komentar

Anonim mengatakan…
oke deh, ini pas banget. Hidup Mandiri!
Anonim mengatakan…
oke deh, ini pas banget.. Hidup Mandiri!
Ferdhey mengatakan…
Ceritanya apikk,, ngena ama segala layanan bank mandiri,,

Salam buat mandy n nunik yaak,,, hehehehe...

Main juga ke artikel ogut yak sob!!!

Kesini ::

http://pernahkahkita.blogspot.com/2013/01/berakit-rakit-ke-hulu-berenang-renang.html

tinggalin jejak sekalian,, thanks..
Anonim mengatakan…
ini ceritanya kisah nyata atau fiksi?
bagus tulisannya :D

ditunggu kunjungan baliknya ya
http://andri0204.wordpress.com/2013/01/19/bank-mandiri-dalam-perspektif-teori-jejaring-sosial/
Unknown mengatakan…
waah saya baca nya asik banget. jadi pen kenalan ma rian nya deh. hahah :D
info mandiri nya komplit pula :)
Unknown mengatakan…
ini kok bikin saya iri ya ceritanya? boleh rian nya buat saya aja ga? hahah :p

mandiri ternyata komplit bgt ya? info nya lengkap bgt deh.
top lah cerpenya :D

Postingan populer dari blog ini

Resume Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

cumlaude dan IPK tertinggi

mimpi mimi apa?