Sapphire and Altair

ada sebuah zaman dimana dunia hanya terbagi menjadi dua wilayah. kedua wilayah tersebut dipisahkan oleh samudera bernama Samudera Gerhana. samudera yang sangat luas dan berwarna biru indah. warga kedua wilayah tersebut tak pernah saling bertemu. mereka hanya mengetahui bahwa di seberang sana hidup orang-orang barbar yang tak pantas ditemui. pemikiran tersebut muncul tanpa dasar ataupun data yang nyata. mereka juga tidak tahu bahwa ada suatu wilayah, tersembunyi di balik lebatnya pepohonan, sebuah wilayah yang menghubungkan kedua negara tersebut.

negara yang berada di sebelah barat Samudera gerhana bernama Negara Kuning. sementara negara yang satu lagi bernama Negara Hijau. kedua negara tersebut merupakan negara yang makmur sehingga bisa menjadi negara yang berdiri di atas kaki sendiri. berbagai jenis sumber daya alam tersedia di tanah yang terbentang dari utara hingga selatan, sayuran, mineral, air, dan sebagainya. kedua negara itu juga dipimpin oleh sebuah kerajaan yang terletak di pusat wilayah. setiap provinsi dipimpin oleh seorang gubernur yang arif dan bijaksana. 

suatu hari, putri bungsu dari Negara Kuning yang bernama Putri Sapphire berjalan-jalan jauh dari istana bersama para pengasuh dan pengawalnya. ia diijinkan berkelana jauh sebagai bagian dari pendidikannya. Putri Sapphire berusia 20 tahun dan sebentar lagi memasuki usia dewasa menurut Negara Kuning. menginjak usia 20 tahun, putra-putri raja harus menjalani pendidikan nyata dengan cara mengunjungi tempat-tempat tertentu di negaranya. belajar dari kehidupan warga negara yang mungkin tidak diperhatikan dari pusat kerajaan. kedua kakak laki-laki Sapphire sudah mengalami perjalanan ini 4 dan 6 tahun yang lalu. sementara kakak perempuan Sapphire baru menyelesaikan perjalanannya 2 tahun yang lalu. Sapphire sempat takut menjalani perjalanan ini. namun ketika ia ingat bahwa ia akan memimpin provinsi Andromeda, provinsi ketiga terbesar di Negara Kuning, ia langsung bersemangat dalam perjalanan ini. ya, putra-putri raja akan memimpin provinsi-provinsi terbesar di Negara Kuning, namun putra/putri sulung akan melanjutkan tampuk kekuasaan raja. maka, kakak pertama Sapphire, Amethyst akan meneruskan jejak ayahnya. kakak keduanya, Garnet, akan memimpin provinsi terbesar pertama, Milky Way. terakhir, kakak ketiganya dan kakak perempuan Sapphire satu-satunya, Emerald, akan memimpin provinsi terbesar kedua, Sombrero. provinsi lainnya akan dipimpin oleh para utusan kerajaan.

Sapphire

Amethyst
Garnet
Emerald
Jasper
Beryl
Galaksi Andromeda
Galaksi Sombrero
Galaksi Bima Sakti

sampailah Sapphire di sebuah hutan. ini hari terakhir dari perjalanannya. setelah ini ia akan menempuh satu hari perjalanan untuk kembali ke istana. semua pengawal dan pengasuhnya terlihat kelelahan. beberapa bahkan ada yang tertidur. Sapphire merasa dirinya masih segar bugar maka ia meninggalkan pengasuh dan pengawalnya lalu bergerak masuk ke dalam hutan. hutan itu entah kenapa tidak terlihat menakutkan. malah terasa sangat sejuk. aliran air terdengar sangat merdu. suara burung berbunyi bersahut-sahutan. tupai melompat kesana kemari. sang putri melanjutkan langkahnya sambil tersenyum menyaksikan pemandangan ini. ia berjalan terus dan sampailah di sebuah lembah yang sangat indah. bunga berbagai warna terhampar dengan indahnya. rumput hijau terbentang dari lembah atas hingga sebuah danau luas berair jernih. 

Sapphire berlari melintasi hamparan bunga. menciumi wangi bunga. Sapphire terus berlari hingga sampai di padang rumput. Sapphire bermaksud menghampiri danau untuk mencicipi airnya ketika ia menyadari bahwa dirinya tidak sendirian. ada seseorang yang sedang tidur di samping danau. wajahnya ditutupi sebuah buku besar. pakaiannya terlihat rapi dan sama seperti pakaian yang dipakai bangsawan di negaranya. Sapphire melangkah pelan menuju danau. berusaha tidak membangunkan laki-laki yang sedang tidur itu.

"kalau kamu bermaksud minum atau mandi di danau itu, leboh baik urungkan saja niatmu itu."

Sapphire berbalik. kaget mendengar suara itu. ternyata laki-laki yang tertidur tadi sudah bangun dan sekarang sedang duduk memandangi Sapphire. 

"kenapa?" Sapphire memberanikan diri untuk bertanya.

"air danau itu beracun. itulah kenapa daerah ini seakan diisolasi oleh kedua negara meski pemandangannya begitu indah. kau tidak tahu?"

Sapphire menggeleng.

"sekarang kamu tahu. siapa namamu? dari mana asalmu?" laki-laki itu bertanya lagi. Sapphire mulai merasa bahwa laki-laki ini tidak berbahaya. ia mulai mendekat.

"Sapphire, Negeri Kuning. kau tidak tahu aku?"

kali ini giliran laki-laki itu yang menggeleng. "tentu aku tak tahu kau. Aku Altair, dari Negeri hijau."



Sapphire terkejut. kalau benar apa yang dikatakan orang-orang, berarti laki-laki ini berbahaya! 

"kau tidak nampak berbahaya..." kata Altair pelan. ia memperhatikan Sapphire lekat. seakan mereka memiliki pikiran yang sama.

"tentu saja. kau juga tidak..."

saling menyadari bahwa mereka tidak berbahaya, tidak seperti rumor yang dihembuskan banyak orang, mereka pun terlibat obrolan seru. sehingga tanpa sadar langit mulai menggelap.

"ya ampun, kita sudah mengobrol selama ini! pengawal dan pengasuhku pasti mencariku." Sapphire segera berdiri dan bermaksud menghampiri rekan-rekannya. namun Altair dengan sigap menangkap lengannya.

"kau akan pergi?"

"ya, malam ini kami akan bermalam di tepi hutan. esok pagi-pagi sekali aku akan kembali . . . ke istana," Sapphire terdiam. sedari tadi ia tidak mengatakan bahwa ia adalah putri bungsu dari Raja Jasper, raja Negara Kuning. Altair terlihat kaget tapi ia tidak berkata apa-apa. ia tiba-tiba melepaskan genggaman tangannya.

"sampai bertemu," hanya itu kata-kata yang diucapkan Altair. Sapphire memandangi Altair sebentar lalu berbalik dan berlari menembus hutan. keduanya menyadari bahwa mungkin tidak ada kesempatan untuk mereka bertemu lagi. meski ada sesuatu yang berbeda di hati keduanya.

seminggu kemudian Sapphire sampai kembali di istana. ia kembali melakukan aktivitasnya belajar, berlatih beladiri, membaca, merajut, menemui rakyat sekitar istana. semuanya sama, hanya ada satu yang berbeda. Sapphire merasa ada yang berbeda di dalam dirinya, dan ia tak berhenti memikirkan seseorang.

Raja Jasper mengadakan pesta seminggu setelah Sapphire kembali ke istana. pesta ini memang dimaksudkan untuk menyambut kepulangan Sapphire. juga sebagai tanda bahwa putrinya telah lulus menjalani pendidikan berharga. pesta itu dilaksanakan semalam suntuk di alun-alun ibu kota. setiap anggota keluarga kerajaan, bangsawan, pemimpin provinsi, juga rakyat terpilih berhak hadir di pesta itu. mereka akan mengucapkan selamat secara bergiliran kepada Putri Sapphire dan berhak menyantap berbagai makanan yang tersedia. disana Putri Sapphire juga akan berdansa dengan pria terpilih untuk pertama kalinya (keluarga kerajaan tidak diperkenankan berdansa berpasangan sebelum usia 20 tahun). biasanya, pria yang terpilih akan menjadi pasangan. hal yang sama terjadi pada Raja Jasper. pada kali pertama ia berdansa setelah pendidikannya, ia memilih Putri Beryls yang ceria, yang sekarang menjadi istrinya.

dalam hati Sapphire berharap bahwa dansa pertamanya akan bersama Altair. namun itu tidak mungkin karena Altair berada di negara yang berbeda. Altair juga belum tentu mengetahui adanya pesta ini ataupun dimana lokasi istananya. seharian itu Sapphire murung. ia mengikuti saja apa yang dikatakan ibu dan kakak-kakaknya tentang pesta ini.

malam itu, pukul 7 Sapphire telah siap di depan alun-alun kota. gaunnya berwarna biru sesuai dengan namanya. rambut hitamnya dibiarkan tergerai sampai ke punggung. bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar namun matanya tak ikut tersenyum, sibuk menjelajah ke setiap sudut, masih sedikit berharap Altair tiba-tiba muncul. acara salaman dimulai, Sapphire menunjukkan senyum terbaiknya kepada semua orang. ia sudah mulai lelah bersalaman ketika akhirnya acara dansa dimulai. tersedia wilayah kosong di alun-alun karena pengunjung sengaja menepi. lampu menyorot wajah Sapphire, mengisyaratkan ia harus segera bergerak ke tengah lapangan dan mengajak seseorang berdansa. para laki-laki anggota kerajaan dan bangsawan berderet di kedua sisi, berdiri di barisan depan. semuanya memandangi wajah Sapphire dengan harapan. namun Sapphire masih terus mencari. ia berjalan sangat pelan menuju lapangan, matanya memandang setiap titik di sekitar lapangan. ia mulai putus asa dan hampir menghampiri Phillip, putra tunggal Menteri Keuangan negara Kuning. akan tetapi matanya tiba-tiba terpaku pada sebuah sosok yang berdiri tidak jauh dari Phillip, agak ke belakang. Sapphire mengedipkan matanya dan mencubit pipinya. meyakinkan diri bahwa ia tidak bermimpi. dan nyatanya memang tidak. Altair berdiri memandanginya sambil tersenyum. Sapphire ikut tersenyum, langkah kakinya dipercepat. Phillip menyangka ia yang akan diajak berdansa oleh Sapphire dan nyatanya Sapphire terus berjalan melewatinya. Sapphire sampai di depan Altair. Altair menunduk dan mencium tangan Sapphire. tanpa ragu lagi, keduanya bergerak menuju lantai dansa. para penonton keheranan karena mereka belum pernah melihat sosok ini.

"bagaimana kamu bisa datang kesini?" bisik Sapphire

"siapapun yang melihat pasti menyangka aku salah satu bangsawan di negaramu," jawab Altair santai. Sapphire memandang altair dari atas ke bawah. ia betul. Altair tampak sangat rapi dan . . . tampan.

"tapi darimana kamu tahu ada pesta ini dan dan . . . lokasi istana?"

"aku mengikutimu saat kamu kembali ke istana,"

"apa? lalu kamu tidak menunjukkan dirimu sama sekali?"

Altair diam sejenak. "aku harus melihat keadaan. apakah mereka akan menyadari bahwa ada satu orang dari Negara Hijau yang berada diantara mereka, dan nyatanya mereka tidak sadar. aku hanya bilang bahwa aku berasal dari provinsi di sebelah utara, mereka yang ada di ibukota kerajaan tidak akan menyadarinya."

Sapphire memandang ke sekitar, betul, tidak ada orang yang mencurigai mereka berdua. berarti Altair sukses menyusup. lagipula di sekeliling mereka mulai terlihat pasangan yang juga berdansa. Sapphire memandang wajah Altair lekat-lekat. rasanya ia ingin seperti ini terus.

"siapa kamu sebenarnya?" Sapphire bertanya pelan, sangat pelan. ia menyandarkan kepalanya di dada Altair. namun rupanya Altair bisa mendengar pertanyaan Sapphire.

"aku Altair. seseorang dari Negara Hijau. itu saja,"  Sapphire merasa tidak puas namun ia diam saja.

tiba-tiba di sekitar mereka terjadi keributan. pasukan keamanan menghampi Sapphire dan Altair. mereka menangkap lengan Altair dan langsung membawanya pergi. Sapphire kaget dan kebingungan. 

"hey, kenapa? ada apa?" ia berteriak sambil mengejar Altair yang dibawa sekumpulan pasukan keamanan . Altair terlihat memberontak namun kalah jumlah. Sapphire mendadak ingin menangis. lengannya tiba-tiba ditangkap oleh Raja Jasper.

"biarkan dia pergi," kata Raja Jasper. Sapphire memandang ayahnya heran.

"maksudnya apa? kenapa dia dibawa pergi?" air mata mulai menggenang di wajahnya.

"dia berbahaya,"

"tidak tidak tidak. ayah salah. dia baik-baik saja. dia tidak berbahaya. lepaskan dia ayah. aku mohon!" Sapphire mengguncangkan jubah ayahnya. ayahnya hanya menggeleng. pasukan pengawal Sapphire meraih tangannya dan membawa Sapphire kembali ke istana. sekuat apapun Sapphire meronta, ia tidak mampu melepaskan diri. ia menangis dan berteriak, ingin mengejar Altair yang sekarang entah dibawa kemana. para pengunjung pesta terdiam menyaksikan adegan ini. hanya terdengar teriakan memilukan Sapphire memecah keheningan malam.

Sapphire memandangi langit-langit kamarnya. masih berpakaian lengkap. di sekeliling tempat tidurnya berdiri ayah dan kakak-kakaknya. di samping Sapphire, Ratu Beryls mengelus pelan rambut Sapphire.

"dia orang berbahaya dari Negara Hijau," Raja Jasper berkata.

"bagaimana dia bisa datang kemari? bahkan bisa kenal dengan Sapphire?" Pangeran Amethyst menanggapi ayahnya.

"itulah yang sedang dicari tahu para pengawal," jawab Raja Jasper.

"Sapphire nampak begitu akrab dengannya," kata Pangeran Garnet pelan, ia menyadari adiknya sedang terjaga. "ia tidak nampak berbahaya."

"itu hanya apa yang terlihat di permukaan. kita tidak tahu apa diat dia sebenarnya," sahut Raja Jasper lagi.

"tapi kenapa kita terus menganggap orang-orang Negara Hijau berbahaya? aku hanya sering mendengar itu tanpa tahu benar apa alasannya," kali ini Putri Emerald yang bicara. sambil berbicara, ia mendekati adiknya.

"2000 tahun lalu, dunia ini hanya dipimpin oleh satu kerajaan yang sangat besar. ia membagi wilayah kekuasaannya menjadi barat dan timur. tidak ada Samudera Gerhana yang memisahkan, hanya sebuah garis. kedua wilayah begitu rukun. namun tiba-tiba terjadi peperangan yang disulut oleh sebuah pihak, pihak Timur menyerang Barat sehingga banyak korban yang jatuh. Raja saat itu, Zircon, murka dan menghukum mereka yang melakukan penyerangan. hari itu bertepatan dengan terjadinya Gerhana Bulan, air laut naik dan memisahkan kedua wilayah sehingga seperti saat ini. air memusnahkan para penyerang. karena itulah dunia ini terdiri dari dua negara dan tidak ada satupun orang di negara ini yang pernah berhubungan dengan negara lainnya, begitu pula sebaliknya.." Ratu Beryls menjelaskan sambil memandangi Sapphire.

"itu kejadian 2000 tahun lalu!" Emerald memandang kedua orang tuanya bergantian. keheranan.

"setelah itu muncul suatu ramalan yang menyangkut nasib kedua negara ini. ramalan itu berarti hilangnya salah satu negara. kita tidak bisa mengabaikan isi ramalan itu begitu saja, apalagi dengan datangnya pemuda itu, kita tidak bisa mengorbankan banyaknya rakyat kita," Raja Jasper menjawab.

"itu tidak berarti pemuda itu harus ditangkap. kita tidak tahu siapa dia sebenarnya. mungkin ia hanya warga yang tersesat?" Emerald masih berargumen.

"kita tidak bisa membiarkan resiko ancaman sedikit pun. lagipula, ia sangat mirip dengan pemimpin penyerangan 2000 tahun lalu dan namanya pun ternyata sama, Altair."

Sapphire menangis.

***

keesokan paginya Sapphire bangun, di kedua sisinya ada ibu dan kakak perempuannya. mereka masih tertidur. Sapphire bangkit dan menyadari bahwa ia masih mengenakan gaun pesta kemarin. namun ia tidak berminat menggantinya sekarang. ada yang harus ia lakukan. 

Sapphire turun dari ranjang dan keluar kamar. ia tidak tahu dimana Altair berada sekarang. penjahat-penjahat berbahaya biasanya dikurung di penjara bagian selatan negara. namun karena ini "penjahat" khusus yang masih perlu diinterogasi, Sapphire menduga Altair masih ada di istana. Sapphire hanya tahu di istana ini ada ruang bawah tanah. ia belum pernah kesana. Sapphire menelan ludah lalu bergerak. dengan feeling-nya, ia bergerak semakin ke bawah istana, udara lama kelamaan terasa semakin dingin mencekam namun itu tidak menyurutkan langkahnya. cahaya pun semakin minim. setelah berjalan jauh, Sapphire mendapati bahwa dinding ruang bawah tanah dihiasi obor. suara-suara pun semakin terdengar. Sapphire mulai melihat sebuah sel yang dijaga 10 penjaga keamanan. dengan cahaya obor, Sapphire bisa melihat bahwa tangan Altair diikat di dinding dan ia tampak habis dipukuli.

"Altair!" Sapphire segera berlari menghampiri sel itu, empat penjaga langsung menghadang langkahnya.

"maaf Putri, anda tidak diijinkan berada di sini. apalagi menghampiri sel itu,"

"tidak tidak tidak. ijinkan aku menghampirinya. aku hanya ingin bicara. kalian boleh berdiri di sekitarku. memastikan ia tidak melakukan apa-apa kepadaku."

"maaf putri. tidak bisa."

"aku mohon," Sapphire membungkuk, ia mulai meneteskan air matanya. para penjaga merasa iba dengan putri mereka yang bertingkah seperti ini.

"baiklah. kami akan mengawasi anda dari sini dan waktu anda tidak lama. Raja Jasper memerintahkan kami untuk menjauhkan anda dari ruang bawah tanah ini."

Sapphire mengangguk dan menggumamkan terima kasih. ia segera berlari menghampiri sel Altair. Sapphire tidak mampu berkata-kata. sekujur tubuhnya dipenuhi luka, tangannya diikat dan nafasnya pendek-pendek. perlahan kepala Altair terangkat dan ia tersenyum pada Sapphire. 

"jangan menangis," kata-kata Altair malah membuat Sapphire menangis semakin kencang."aku baik-baik saja. percayalah,"

Sapphire menggeleng. ia menggerakkan tangannya untuk meraih Altair namun rupanya jarak mereka terlampau jauh.

"kenapa jadi seperti ini?" tanya Sapphire lirih.

"kau sudah tahu siapa aku kan?" Altair tersenyum mengejek. "ya, aku Pangeran Altair dari Negara Hijau. pewaris tahta satu-satunya. rupanya ayahmu mengenaliku sebagai orang dari Negara Hijau sehingga ia langsung menangkapku. ia menginterogasiku tadi malam, ia curiga bahwa aku akan melakukan penyerangan terhadap negaramu,"

nada bicara Altair dibuat kasar. namun Sapphire tahu itu bukan Altair yang sesungguhnya. Sapphire jatuh terduduk di depan sel. matanya memandang Altair lekat.

"aku tidak akan pernah menyakitimu, tidak setelah kau menempati tempat yang istimewa bagiku." suaranya mendadak terdengar lembut. Altair tidak berbohong, Sapphire tahu itu.

"maaf putri, waktu anda habis," penjaga keamanan menghampiri Sapphire dan membantunya berdiri. Sapphire menunduk. menurut saja ketika penjaga membawanya keluar dari ruang bawah tanah.

"aku mencintaimu. aku pasti akan keluar dari sini,"

Sapphire diam. ia menyimpan kata-kata itu dalam hatinya.

***

dari kakaknya, Amethyst, Sapphire mendengar berita bahwa Altair masih dalam sel. ia tidak tampak akan dilepaskan dalam waktu dekat. entah apa ini merupakan strategi yang baik atau tidak. mengingat jika Altair ditangkap terlalu lama, ini malah akan mengundang penyerangan dari Negara Hijau. namun melepaskan Altair juga tidak menjamin bahwa Negara Hijau tidak akan menyerang.

"aku tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. ayah yang memimpin semua interogasi dan keputusan terhadapnya.," Amethyst dan Sapphire sedang berada di taman istana. hari itu cuaca cerah namun tidak dengan suasana di negeri mereka. wilayah-wilayah tepi Samudera Gerhana sedang mempersiapkan diri untuk peperangan. "kamu cinta padanya?"

ditanya seperti itu, Sapphire hanya diam. ia memandang jauh ke depan. mengingat waktu-waktu yang pernah dimilikinya bersama Altair meski hanya sebentar. Amethyst mengacak rambut Sapphire. "adikku pasti tidak salah memilih pasangan," 

malam itu Sapphire duduk di jendela kamarnya yang menghadap taman. ia memandang bulan purnama yang bersinar sendirian, bintang nampak enggan menunjukkan dirinya. berkali-kali Sapphire menghela nafas. ia ingin tahu kabar Altair. ia ingin mendengar suara Altair lagi, merasakan keberadaannya.

"merindukanku?"

Sapphire hampir terjatuh dari jendela ketika sebuah suara terdengar di telinganya. ia memandang orang yang berdiri di balkon kamarnya ini. berpakaian penjaga keamanan. bagaimana seorang penjaga bisa berada di balkon kamarnya yang ada di lantai 3 ini?

"Altair!" Sapphire turun dari jendela dan memeluk Altair seerat yang dia bisa. air matanya menetes lagi. "bagaimana bisa?"

mereka duduk di balkon. Altair bercerita bahwa setelah bersabar beberapa lama, ia berhasil melepaskan diri dari ikatan, membuat pingsan para penjaga, mencuri kunci dan baju lalu di kegelapan malam ia menyelinap ke balkon kamar Sapphire. kebetulan Sapphire sendiri sedang berada di balkon sehingga tidak sulit untuk mencarinya.

"sudah kukatakan bahwa aku akan keluar dari sana kan?"

Sapphire mengangguk. "apa kamu benar-benar akan menyerang negaraku? ayahku bilang ada ramalan yang tentang menghilangnya salah satu negara dan kamu mirip dengan pemimpinpenyerangan 2000 tahun lalu,"

"aku bukan dia. siapapun Altair 2000 tahun lalu. aku bukan dia. aku tidak berminat melakukan penyerangan kepada siapapun. aku hanya ingin kesejahteraan untuk negeriku." kata-kata Altair itu menghentikan gerakan tangan Sapphire yang sedang mengelus rambut Altair yang berbaring di pangkuannya. menyadari perubahan gerakan Sapphire, Altair menatapnya."kenapa?"

"kau...putra mahkota Negara Hijau...kau pasti akan kembali ke negaramu...lalu menikah dengan seorang putri disana dan . . ."

Altair bangkit dan duduk. tangannya menyentuh kedua pipi Sapphire. "menurutmu untuk apa alasanku meninggalkan negaraku sekian lama, mengikutimu dari lembah itu hingga ibukota, menyusup hingga ke istana?"

Sapphire tersenyum.

"seluruh negeri sedang mempersiapkan peperangan. aku yakin negaraku juga. dengan menghilangnya aku selama beberapa lama, pasti ayahku tidak akan tinggal diam. aku harus kembali untuk membereskan semuanya. aku akan menemuimu lagi secepatnya."

"bagaimana caramu kembali ke negaramu?"

"ada satu lagi lembah yang sama seperti lembah tempat kita bertemu pertama kali. lokasinya hanya 2 hari perjalanan dari sini. lembah itu menghubungkan kedua negara juga. di ujung sana, lembah itu dekat dengan stasiun kereta api utama Negara Hijau. aku akan cepat kembali ke istana."

"bagaimana kamu bisa tahu ada tempat yang menghubungkan kedua negara?"

"sama sepertimu yang menjalani pendidikan sebelum memegang tahta, aku pun sama. beruntunglah aku berhasil menemukan kedua tempat itu. kalau tidak, kita tidak akan pernah bertemu kan?" Altair tersenyum. Sapphire mengangguk. ia menggenggam kedua tangan Altair yang masih menempel di pipinya.

***

tiga hari setelah Altair kembali ke negerinya, suasana semakin memanas. suasana ibukota yang terletak di bagian tengah tidak terlalu mencekam. lain halnya dengan kondisi di sepanjang pantai Negara Kuning yang menghadap Samudera Gerhana. hanya ini tempat satu-satunya yang memungkinkan kedua negara akan bertemu. Ayah dan kedua kakak Sapphire pagi ini berangkat ke Kota Virgo, basecamp utama dari angkatan perang sekaligus ibu kota Provinsi Sombrero. Sapphire ingin ikut, namun ayahnya melarang dan membiarkan Sapphire serta kakaknya menjaga istana. Tapi Sapphire takut. takut terjadi kesalahpahaman. lagipula ia ingin melihat dengan mata kepala sendiri jika memang Altair muncul untuk menghabisi negaranya. maka ketika ayahnya berangkat dengan kereta menuju Virgo, Sapphire menyusup di gerbong senjata.

kereta sampai pada sore hari. Raja Jasper, Pangeran Amethyst, dan Pangeran Garnet langsung menuju basecamp untuk merapatkan strategi perang. Sapphire turun dari kereta ketika semua orang sudah pergi. ia bingung akan bergerak kemana. maka ia pun memutuskan untuk mengikuti rombongan ayahnya meski tanpa maksud menunjukkan diri. namun sayang, Pangeran Amethyst menemukannya sedang mengendap-endap. seketika itu pula Raja Jasper memerintahkan Sapphire untuk kembali ke istana. namun Sapphire berkeras menolak dan ingin tetap bersama pasukan. ia meyakinkan ayahnya bahwa ia bisa menjaga dirinya sendiri dengan kemampuan beladiri yang dimilikinya. akhirnya ayahnya menyetujui. Sapphire masuk ke dalam pasukan yang dikomandoi oleh Amethyst.

pasukan Amethyst adalah pasukan di barisan terdepan. sejak subuh mereka sudah berjaga di tepi pantai. Sapphire mengenakan pakaian perang, pedang terdapat di kedua sisi tubuhnya. Amethyst berdiri tidak jauh dari Sapphire. sementara itu Raja Jasper berdiri di bagian belakang pasukan. dada Sapphire bergemuruh kencang. ini pengalaman perang pertamanya dan bagi orang lainnya. negara mereka tidak pernah menghadapi perang dalam 2000 tahun terakhir. meski pasukan berperang mereka tetap tangguh berkat latihan-latihan yang sering dilakukan. Sapphire juga takut ia akan bertemu Altair yang berbeda dengan yang ia kenal.

mendadak muncul titik-titik kapal di kejauhan. semakin lama semakin dekat. kapal-kapal itu besar sekali. Sapphire mulai merasakan ketakutan. ia menoleh kepada Amethyst yang mengangguk mantap. kepercayaan diri Sapphire mulai meningkat. kapal itu membentuk formasi V, di kapal paling depan dan paling besar, berdiri seseorang dengan jubah paling mewah. Sapphire menduga itu adalah raja negara Hijau. di belakangnya, Sapphire melihat Altair berdiri memegang pedang yang panjang. Sapphire bisa melihat keterkejutan di wajah Altair kala mendapati Sapphire berada di antara pasukan Negara Kuning. 

belum benar-benar merapat di pantai, prajurit Negara Hijau sudah turun dari kapal dan menyerang pasukan Negara Kuning. perang tak terelakkan. Sapphire merasa hatinya sedikit tersayat karena ia harus melaksanakan perang ini. namun ia tidak bisa tinggal diam melihat negaranya tercinta diserang oleh orang lain. Sapphire pun berperang dengan gagahnya. ia bagaikan menari dengan kedua pedang di tangan. ia tidak tega membunuh lawannya, maka Sapphire hanya menghentikan langkah lawan dengan membuatnya terluka. tidak mati, tapi sulit bergerak. Sapphire beraksi dengan gagah berani. meski air mata mulai jatuh sedikit demi sedikit. ia menghapus air mata lalu terus bergerak. tujuannya adalah raja Negara Hijau. ayahnya pernah berkata, untuk menghentikan sebuah peperangan, hentikanlah pemimpinnya. itu yang akan dilakukan Sapphire agar tidak ada lebih banyak korban berjatuhan. 

Sapphire sempat melihat sang raja turun dari kapal. kelebatan jubah hijau terang disinari cahaya matahari pagi membuat raja Negara Hijau mudah ditemukan. Sapphire bergegas menghampiri sang raja, menyabet siapapun yang menghalangi jalannya. dalam sekajap ia sudah berada di belakang sang raja. menahan gerak raja dengan kedua pedangnya. bersamaan dengan itu, di depannya berdiri Altair yang juga sedang menawan ayahnya.

keduanya terdiam. mereka saling memandang. tak ingin menyakiti tawanan mereka sama sekali. namun harus ada yang dilakukan untuk menghentikan peperangan. "hentikan pasukan anda," Sapphire berbisik di telinga raja Negara Hijau tanpa melepaskan pandangannya sedikit pun dari Altair dan ayahnya.

"siapa yang lebih berani menghabisi tawanannya, itulah yang akan menang," jawab sang raja.

"diantara aku ataupun Altair, tidak ada yang ingin menghabisi anda atau ayahku,"

"jadi kaulah putri Negara Kuning yang dibicarakan anakku," Sapphire sedikit terkejut. tidak terasa genggamannya sedikit mengendur. kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Raja Negara Kuning. ia menyikut perut Sapphire dan memutar pegangan tangan Sapphire sehingga sekarang Sapphire yang lehernya berada dalam ancaman. Sapphire kaget. ia dan ayahnya sama-sama menjadi tawanan.

"Raja dan putri kerajaanmu berada di tangan kami. hentikan perlawanan!" Raja Negara Hijau berteriak kencang. perlahan, pertarungan di sekitar mereka berempat berhenti. pasukan Negara Kuning kaget melihat raja dan putrinya tertangkap. sementara itu prajurit Negara Hijau bersorak kegirangan. "tidak ada perang. tidak ada maksud dari kami untuk menghancurkan negara Kuning. jika kalian menurunkan senjata, aku akan dengan senang hati melakukan perundingan dengan kerajaan Kuning,"

Raja Jasper mengangguk. semua pasukan dan komandannya menurunkan senjata. perlahan, genggaman raja mengendur di sekitar leher Sapphire. begitu pula Altair yang melepas tawanannya. "prajurit, kembali ke kapal!" Raja Negara Hijau kembali berteriak. Sapphire memandangi orang-orang di sekitarnya. pasukan Negara Kuning terdiam namun tetap waspada. sementara prajurit Negara Hijau mulai bergerak kembali ke kapal.

tiba-tiba seseorang dari pasukan Negara Kuning berteriak dan mengusungkan pedangnya menuju Raja Negara Hijau. Sapphire yang saat itu berada dekat dengan sang raja, refleks menggerakkan badannya melindungi raja. lalu ia merasa dunia gelap....

***

"apa aku sudah pergi ke surga? katanya surga itu indah. kenapa ada suara tangisan?" Sapphire merasa enggan membuka matanya. ia membiarkan telinganya bekerja lebih keras. lama Sapphire merasa tangannya digenggam dengan erat oleh seseorang. "ini siapa? kenapa tanganku dipegang begitu kencang? lalu siapa yang menangis?"

dengan enggan Sapphire membuka matanya. ia melihat pemandangan yang sudah familiar dilihatnya, kamar tidurnya.

"Sapphire!"

"itu ayahku. itu ibuku. kakak-kakakku juga ada. lalu itu siapa yang berdiri di belakang ayah?" Sapphire bertanya-tanya dalam pikirannya. "lalu siapa yang memegang tanganku?"

Sapphire menggerakkan kepalanya ke kanan lalu ia melihat wajah cemas Altair. 

"hai," Sapphire berkata lalu tersenyum. mendadak, Altair melepaskan genggaman tangannya dan langsung memeluk Sapphire. seseorang yang sepertinya seorang dokter berusaha melepaskan Altair namun Altair menggelang dan terus memeluk Sapphire. Sapphire pun tersenyum dan mengatakan ia baik-baik saja. dokter pun menyerah. Raja Jasper nampak ingin menghampiri Sapphire juga. namun Ratu Beryls tersenyum dan menggeleng. maka seluruh orang di kamar Sapphire bergerak ke luar meninggalkan Sapphire dan Altair.

"aku baik-baik saja," ucap Sapphire pelan.

"aku tahu," balas Altair.

"kenapa kamu tidak mau melepaskan aku?"

"aku hanya tak ingin kau pergi lagi,"

"apakah aku pernah pergi darimu?"

Altair melepas pelukannya lalu berbaring di samping Sapphire. memandangi wajah Sapphire dari pinggir. tangannya bergerak mengelus rambut yang menutupi wajah Sapphire.

"kau tahu berapa lama kau pingsan?" Sapphire menggeleng. "satu minggu. saat salah seorang dari pasukan Negara Kuning menyerangmu, aku langsung menangkap orang itu namun aku tidak berhasil mencegahnya menusukmu. suasana langsung kacau. untunglah ayahku dan ayahmu bisa menenangkan para prajurit sehingga tidak ada peperangan lanjutan. kedua negara setuju untuk gencatan senjata. kamu dibawa kembali ke istana. selama seminggu ini terjadi banyak perundingan antara kedua negara. ayahku dan ayahmu sepakat untuk menjalin hubungan yang baik antar kedua negara. sehingga tidak ada lagi wilayah yang diisolasi dan prasangka buruk satu sama lain. namun hal-hal baik itu tidak ada artinya bagiku ketika menyadari bahwa kau masih terbaring disini. tidak ada tanda-tanda kau akan sadar. bahkan tadi siang, detak jantungmu sempat berhenti. ibu dan kakakmu sampai menangis. tapi aku percaya kau pasti kembali.."

Sapphire bisa melihat kesedihan dan kelegaan di wajah Altair. perlahan ia meraih tangan Altair yang sedang merapikan rambutnya, lalu meletakan tangan itu di pipinya.

"terima kasih sudah percaya padaku. juga karena setia menemaniku."

Altair kembali menarik Sapphire ke pelukannya.

***

ramalan itu mengatakan bahwa salah satu negara akan hilang. itu betul. namun bukan dalam arti yang buruk. karena kedua negara bersatu setelah pangeran dan putri dari kedua kerajaan resmi menikah. tiga bulan sejak Sapphire sadar dari mati surinya, ia dan Altair mengadakan upacara pernikahan di kedua wilayah, pernikahan ini sekaligus menandakan bersatunya kedua negara yang selama ini terpisah. selamat! :)

ini Aurora sama Philip sih, tapi anggap aja ini Sapphire sama Altair

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

cumlaude dan IPK tertinggi

mimpi mimi apa?