Kutunggu Kau di Pasar Pusgiwa
kayaknya diem-diem saya kepengaruhin juga sama sinetron-sinetronnya Nikita Willy. cerita ini pun begitu. setelah menggebrak dengan PI yang Tertukar, kali ini hadir lagi sebuah cerita yang terinspirasi dari sinetron Kutunggu Kau di Pasar Minggu yang juga dibintangi oleh Nikita Willy. gegara cover baru sinetron itu yang nampilin Nikita Willy di tengah-tengah terus di kanan kirinya ada cowo-cowo, makanya dibuatlah cerita ini. don't take it seriously ya! :D
---
alkisah tersebutlah sebuah Pondok Pesantren di daerah Sukabumi. di sana, para santri dan santriwati berada di gedung terpisah dan mendapatkan pendidikan agama yang layak. mereka dilatih untuk memenuhi kualitas jasmani dan rohani. lulusan Ponpes ini terkenal karena karya-karyanya yang luar biasa menginspirasi. ada yang menjadi penulis novel, dosen di universitas terkemuka, bahkan mendapatkan penghargaan Nobel. tak ada paradigma bahwa lulusan Ponpes ini cupu dan seperti teroris. mereka bersinar dan berkarya sesuai passion-nya masing-masing.
di sebuah kamar yang diisi dua orang, tinggallah dua orang santriwati bernama Arrina dan Astri. meski usia mereka terpaut satu tahun, mereka begitu akrab dan saling berbagi. Arrina masuk Ponpes lebih dulu dari Astri. ia memang memiliki cita-cita untuk menuntut ilmu disini sebelum melanjutkan ke Universitas (ceritanya ini masih pada belasan taun). sementara Astri baru masuk ke Ponpes setahun setelah Arrina. awalnya ia menolak dengan keras usul orang tuanya untuk menjalani pendidikan di sana. maklum, ia tipe remaja yang senang hura-hura. setiap akhir pekan menghabiskan waktu bersama teman-temannya, bertamasya kesana kemari. meski bukan jenis remaja urakan, namun orang tua Astri khawatir ia akan terjerumus ke pergaulan yang salah.
selama beberapa bulan Astri memberontak. namun lama kelamaan ia merasa betah dan nyaman di Ponpes ini. ia mulai menunjukkan potensinya yang luar biasa. bersama Arrina, akhirnya ia menjadi murid kebanggaan Ponpes yang diprediksi menjadi bintang selanjutnya.
pada suatu hari yang indah, ketika seluruh murid, baik laki-laki maupun perempuan melakukan kegiatan bersama, yaitu Rujak Bareng, Arrina dan Astri membantu para guru untuk mempersiapkan acara. bersama santri lainnya mereka mengupas buah dan membuat sambal rujak yang nikmat. sementara itu santri lainnya menggelar tikar dan membereskan lapangan. tiba-tiba pintu gerbang yang terhitung jarang dibuka, terbuka dengan suara kencang dan tampaklah sebuah mobil bermerk BMW X5. dari pintu belakang tiba-tiba muncul seseorang yang jatuh dari mobil seakan ia didorong oleh orang di sebelahnya. para santri terkaget-kaget melihat pemandangan itu. namun tak berapa lama, orang yang jatuh tersungkur itu bangkit berdiri dan di belakangnya muncul seorang pria setengah baya yang masih gagah. ekspresi pria setengah baya itu berser-seri namun berkebalikan denganlelaki pertama yang cemberut.
ustadz pemimpin Ponpes langsung menghampiri pria setengah baya itu, berjabat tangan dan saling menepuk pundak. mereka berbincang sebentar sementara sang anak memandang kerumunan santri yang siap melakukan Rujak BAreng. saat itu, Arrina dan Astri merasakan ada sesuatu yang berbeda, tatapan menusuk dari lelaki itu memicu debaran yang berbeda di hati mereka. tahu bahwa ini salah, mereka langsung menunduk dan memandang buah-buahan segar yang menjadi jauh lebih menarik dari lelaki itu.
singkat cerita, lelaki yang bernama Rizki itu menjadi murid di Ponpes. rupanya ia mirip seperti Astri, yang masuk ke Ponpes atas 'paksaan' orang tuanya. namun kelakuan Rizki lebih parah karena ia bahkan sempat menjadi anggota geng motor. hari demi hari berlalu. melalui kegiatan-kegiatan tertentu yang mempertemukan santri dan santriwati, Arrina berkenalan dan semakin dekat dengan Rizki. begitu pula dengan Astri. tanpa bisa ditahan, perasaan itu muncul dan semakin subur (namanya juga perasaan yee, fitrah itu kan. kagak bisa dan kagak perlu ditahan. kalo tumbuh ya tumbuh aje. yang penting gimana cara nanganin perasaan ntu. jangan ampe nyalahin aturan-aturan agama. iye gak?). namun mereka berdua tidak mau mengakuinya. Rizki sendiri mulai terhibur dengan keberadaan kedua orang teman barunya itu.
setahun setelah Rizki menempuh pendidikannya di Ponpes, yang berarti dua tahun bagi Arrina dan Astri, kedua wanita ini lulus dan harus keluar dari Ponpes untuk meraih mimpi-mimpi mereka. seminggu sebelum upacara wisuda, ada lagi acara Rujak Bareng. situasi mendorong Astri untuk berada dekat bersama Rizki.
"Rizki, kamu betah disini?"
"Iya. Ada disini bikin aku berubah banyak,"
"Bagus lah," Astri tersenyum dan sekilas menatap mata Rizki. namun ia buru-buru menundukkan pandangannya. sedetik tadi tatapan mereka bertabrakan. sedetik itu pula perasaan Astri tersampaikan, karena Rizki tahu, ada yang berbeda disana.
dari jauh, Arrina menunduk. ia bisa menduga bahwa Astri pun menyukai Rizki, sama seperti dirinya. malam itu, Arrina berani untuk mengatakan, "Astri, aku juga suka Rizki." keduanya saling memandang tanpa kata. tahu bahwa tiada satu pun diantara mereka yang akan mendalami kisah ini, mereka pun saling berpelukan. tidak ingin kesamaan perasaan ini menghancurkan hubungan baik mereka.
seminggu berlalu. ketiga orang itu menyimpan perasaannya masing-masing. mereka beraktivitas seperti biasa. setelah keluar dari Ponpes, Arrina sudah dipastikan menjadi mahasiswi FE UI dan Astri melanjutkan kuliahnya di NTU. lambaian tangan dan bunga mengisi upacara wisuda. jerit tangis dan haru juga menghiasi udara siang itu. tetiba muncul sebuah sosok tegap menghampiri Arrina dan Astri yang sedang berdiri berdekatan. ia adalah Rizki. ia membawa sebuket besar bunga mawar yang cantik. kedua perempuan itu takjub, bingung, pada siapakah bunga itu akan diberikan?
"Astri, kamu perempuan yang hebat, cerdas, kuat. kamu mengingatkan aku pada temanku yang juga hebat. aku sangat senang bisa mengenalmu," ucap Rizki. Astri tersenyum. ia sudah ikhlas akan apapun yang terjadi, termasuk pernyataan Rizki bahwa ia hanya dianggap sebagai teman.
"Arrina, kamu seperti adikku, yang membuatku ingin melindungimu. tapi lama kelamaan kamu lebih dari itu. tunggu setahun lagi. aku akan menjemputmu menuju ikatan yang lebih resmi, saat aku sudah lebih baik dari ini. kita bertemu di Pusgiwa, sebuah tempat indah di kampusmu. tunggulah."
-THE END-
----
agak serius tapi ngaco yah hahaha. yang penting hepi broh! gak usah dibawa serius, ceritanya murni fiktif. hahahahaha.
Komentar