Naya dan Rantau: so, its decided?
apa yang bisa diharapkan dari hubungan yang baru berjalan selama 3 bulan? bisakah 'berlanjut' ke tahap serius? bisa ya bisa tidak. tergantung pada niat masing-masing orang yang terlibat dalam hubungan itu kan? tergantung pada apakah si laki-laki berkenalan hanya untuk berteman atau sebaliknya. tergantung apakah si perempuan berkenalan karena memang ada niat ingin dekat dengan si laki-laki atau sebaliknya. tergantung apakah si perempuan ingin dekat namun si laki-laki hanya ingin sebagai teman, dan sebaliknya.
hubungan antara kedua orang harus dilandasi oleh pemahaman dan persetuajuan antara kedua orang itu. ketika sepakat untuk berteman maka memang jadilah seperti itu. ketika yang satu ingin berteman dan yang satu ingin menjauh, kecenderungan yang ada bukanlah berteman atau tidak, tapi malah 'gantung'. ketika yang satu ingin berhubungan lebih jauh dan bukan hanya sekedar teman namun yang satu hanya ingin menahan hubungan hingga batas teman, maka hubungan itu tidak akan berangkat kemana-mana. tetap teman? mungkin. hanya teman? ya, 'hanya' teman.
Naya tidak mengharapkan apa-apa ketika ia berkenalan dengan Rantau. jujur, menambah kenalan di masa perkuliahan termasuk hal yang menyenangkan bagi Naya. setidaknya ia dapat menambah jaringan yang mungkin akan bermanfaat di masa depan. pun ketika di masa sekarang, menambah kenalan mampu memperkaya pengetahuannya tentang kehidupan kampus, apalagi dari fakultas dan kegiatan lain.
akan tetapi, ketika suatu sore di perpustakaan pusat kampusnya yang tidak seperti perpustakaan melainkan seperti mall (hanya saja dengan tumpukan buku-buku yang jumlahnya begitu banyak), harapan Naya sedikit berubah.
ia sedang duduk menanti Tatia di Taman Melingkar. diiringi hembusan angin yang lumayan sejuk di sore hari itu, Naya membaca buku Partike karangan Dee. Fanning ia biarkan tergeletak di dalam tas karena baterainya pun sudah habis. Ia sudah berjanji dengan Tatia cukup lama sehingga Tatia tidak perlu lagi mencari dimana Naya.
sekali-sekali Naya memandang ke arah danau dan memperhatikan orang yang lalu lalang. ada yang sedang rapat, ada yangs edang mengerjakan tugas (terlihat dari laptop dan buku yang berserakan di sekitar mereka), ada yangs edang memadu kasih (atau sedang PDKT?), ada juga yang seperti dirinya, mungkin sedang menunggu seseorang. Naya kembali menekuni bukunya ketika tidak lama kemudian ada seseorang yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.
"buku apaan Nay?"
Naya terkejut dan menoleh ke sebelah kirinya. Rantau sudah duduk dan sedang melongokkan kepala ke arah buku yang dipegang Naya.
"oh ini, Partikel. baru sempet baca," kata Naya sedikit gagap sambil menunjukkan sampul bukunya ke arah Rantau.
"bagus?" Rantau Mengambil buku Partikel dari tangan Naya dan membolak-balik isinya.
"as always, Dee always write amazing stories."
Rantau mengangguk dan tetap meneliti novel tersebut.
"what are you doing in here?" tanya Naya ketika Rantau tak kunjung selesai meneliti Partikel.
"nope. just looking for some fresh air and I found you here. keberatan?" Rantau mengembalikkan Partikel dan Naya langsung refleks memeluk buku itu.
"not at all. aku lagi nungguin Tatia..."
"oh, aku mengganggu?"
"gak kok. santai aja," Naya tertawa lalu duduk bersandar dengan lebih rileks. bukunya ia taruh di dalam tas.
"mau kutemani sambil nunggu Tatia?" Rantau bertanya sembari menggeser duduknya ke depan Naya, tidak lagi di sampingnya.
"hihi. boleh lah. biar aku juga gak sepi-sepi amat disini,"
"kalau kutemani kamu selama hidup, mau?" Rantau nyengir. namun matanya menunjukkan ia serius. perlahan ia menyentuh tangan Naya dan matanya menatap Naya dengan sungguh-sungguh.
"eh?"
Komentar