your love-theme-song: Raisa

Tara berdiri mematung di salah satu pojok ruangan megah ini. matanya terpaku pada satu titik meskipun ia tak benar-benar memperhatikan apa yang ia pandangi. perlahan, ia menghembuskan nafas dan berbalik, bermaksud keluar dari ruangan tempat resepsi pernikahan sepupunya ini. namun belum sempat ia benar-benar beranjak keluar, Tara terdiam lagi. ada sebuh sosok yang menarik perhatiannya. sosok tinggi semampai, gagah dan semakin gagah dengan setelan jas yang ia kenakan, rambut sedikit acak-acakan, mulut yang terbuka lebar saat tertawa, dan gestur santai yang ditampilkannya kala mengobrol dengan teman-temannya. tara mengucek matanya, meyakinkan diri bahwa apa yang ia lihat bukan sekedar bayangan semata. masih ada. Tara mencubit pipinya dan terasa sakit. ternyata bukan mimpi. 

"wow," seru Tara pelan. Anita, sepupunya yang lain lewat di dekat Tara dan langsung dihentikannya langkah Anita. "Nit, itu siapa?"

Anita menoleh ke arah yang ditunjuk Tara lalu tersenyum. 

"itu Paundra, temen kantornya Karina," Karina adalah sepupu Tara yang sedang melangsungkan pernikahannya ini dan Anita juga bekerja di kantor yang sama dengan Karina.

"hooo," ucap Tara pelan.

"single kok," lanjut Anita seakan bisa membaca pikiran Tara. 

"hahaha," Tara tertawa garing.

"Paundra!" seru Anita ke arah Paundra dan langsung membuat Tara gelagapan. mana setelah itu Paundra melangkah menuju tempat Anita dan Tara berdiri.  "kenalin, ini sepupu gue yang lain, namanya Tara,"

"halo," sapa Tara pelan dan mengulurkan tangannya.

"Paundra," ucapnya sambil tersenyum dan balas menggenggam tangan Tara. genggamananya kuat dan hangat. suaranya pun berat dan berwibawa. Tara rasanya langsung meleleh.

"lo udah ketemu temen-temen kantor?" tanya Anita santai. sementara Tara 100% salah tingkah.

"belum. tadi gue berangkat sendiri dan ketemu beberapa temen kuliah. ternyata gue sama Karina satu fakultas, cuma beda jurusan. walaupun gue juga heran kenapa gak pernah ketemu dia selama kuliah," jawab Paundra tidak kalah santai. tangannya dimasukkan ke dalam saku celana. dan mengingat Anita beberapa senti lebih pendek dari Paundra (meski sudah menggunakan heels), ia bicara sambil menunduk.

"maklum lah, Karin kan terlalu sibuk ngurusin ini itu," balas Anita. Karina memang terkenal sangat sibuk melakukan berbagai aktivitas saat kuliah.

"yeah, mana ada yang kenal sama gue yang kerjaannya kulliah pulang, kuliah pulang, padahal muka gue mirip Anjasmara,"

Tara tertawa tapi disamarkan dengan batuk kecil. Anita melirik sekilas ke arah Tara namun tidak bicara apa-apa tentang batuk unik Tara barusan. "gue mau nyari pacar gue dulu ya, katanya udah nyampe tapi gak tau dimana. Paundra, lo ngobrol aja sama Tara,"

Anita mengedip lalu pergi. meninggalkan Tara yang kebingungan lalu menatap Paundra pelan-pelan dan kagetnya, Paundra membalas tatapan Tara dengan cengiran lebar.

"kau datang dan jantungku berdegup kencang
kau buat ku terbang melayang
tiada ku sangka getaran ini ada
saat jumpa yang pertama

mataku tak dapat terlepas darimu
perhatikan setiap tingkahmu
tertawa pada setiap candamu
saat jumpa yang pertama

could it be love
could it be love
could it be could it be could it be love


could it be love
could it be love
could this be something that I never had
could it be love..."

***

entah intervensi macam apa yang dilakukan Karina dan Anita kepada Paundra selama mereka di kantor. karena sejak pertemuan Tara dan Paundra di resepsi pernikahan Karina, Paundra jadi sering menemuinya. bukannya Tara tidak suka. ia senang diperhatikan seperti itu. hanya saja... cepat sekali.

dalam hitungan 3 bulan, Paundra sudah bilang bahwa ia menyukai Tara yang dibalas oleh Tara bahwa ia pun menyukai Paundra. meskipun tidak ada pernyataan bahwa sejak saat itu mereka resmi berpacaran, namun keduanya paham dan sudah merasa terikat satu sama lain. 

"Dra, abis kamu kerja, bisa temenin aku ke GI gak? ada yang harus aku beli nih," tanya Tara di jam makan siang kantornya. ia tahu Paundra juga pasti sedang makan siang.

"sori, Tar. kemungkinan aku bakal lembur sampe agak malem. jadi kayaknya gak mungkin bisa nemenin kamu," balas Paundra di ujung telepon lainnya.

"oh ya udah, gapapa. semangat ya lemburnya!"

seminggu kemudian.

"Tara, Minggu ini mau ke car free day gak?" begitu isi pesan singkat dari Paundra yang dikirim melalui Blackberry Messenger.

"mau sih. tapi badan aku remuk nih. seminggu kemarin banyak kerjaan. jadi hari ini mau istirahat aja,"

"ok," balas Paundra.

beberapa hari kemudian.

"Paundra, want to go lunch together?" Tara mengetikkan pesan tersebut lagi-lagi melalui fitur BBM. herannya, tanda itu tak berubah menjadi ceklis apalagi R, malah tanda silang merah yang muncul. dari Anita, Tara baru tahu bahwa Paundra sedang dinas ke Singapur untuk seminggu. "kenapa dia gak ngasih tau gue?" kata Tara sedikit marah. Anita cuma mengangkat bahu.

dan hubungan mereka semakin mendingin. sulit untuk menentukan siapa yang lebih sering menolak untuk bertemu. lama kelamaan Tara merasa sebagian waktunya tersia-sia. ia juga sering tersinggung oleh perilaku Paundra yang sedikit-sedikit menyanjungnya tapi beberapa saat kemudian tidak mengacuhkannya sama sekali, seakan-akan Tara tidak ada. ketika Tara merasa Paundra terlalu mendiamkannya, ia akan berbalik marah. Paundra memang tidak banyak bicara ketika Tara marah. ia hanya meminta maaf dan kemudian mereka berbaikan lagi. sebulan lebih mereka berhubungan dengan cara seperti ini. hingga suatu hari tidak ada perubahan berarti dan Tara sendiri rasanya sudah jahat sekali pada Paundra. karena bahkan Tara sudah mulai dekat dengan orang lain.

"harus kuakui 
semuanya telah berbeda
lelah menjalani 
semua serba salah

apa lagi salahku
apa lagi salahmu
ku tak mengerti

apa lagi salahku
apa lagi salahmu
apa lagi?

sudah, lupakan segala cerita
antara kita 
ku tak ingin ku tak ingin ku tak ingin
kau terluka
karna cinta

karna cinta

lelah menjalani
semua serba salah

apa lagi salahku
apa lagi salahmu
ku tak mengerti

apa lagi salahku
dan apa lagi salahmu
apa lagi?

sudah, lupakan segala cerita
antara kita 
ku tak ingin ku tak ingin ku tak ingin
kau terluka
karna cinta
bukan karna rasa itu tlah sirna
maafkanlah
ku hanya tak ingin ku tak ingin ku tak ingin
ku terluka
karna cinta

bukan ku tak berharap
kembali padamu
tapi pahami
ku tak ingin
ku tak ingin terluka"

 ***

"jadi, lo putus sama Tara?" Anita berdiri di sebelah kubikel Paundra sambil memegang segelas mug berisi kopi.

Paundra mendongak dari komputer untuk melihat siapa yang bicara padanya.

"kami gak pernah jadian kok," jawab Paundra datar. ia meregangkan tangannya ke atas sehingga terdengar bunyi berkeretak.

"whatever. intinya lo sama dia udah gak berhubungan lagi?"

Paundra mengacak rambutnya yang memang sudah acak-acakan. hal yang dia lakukan setiap kali berpikir keras atau sedang pusing.

"singkatnya, ya."

"kenapa?"

"lo cerewet juga ya Ta?" tanya Paundra pura-pura jengkel walaupun dia tidak benar-benar jengkel. Anita mengangkat bahu, tidak peduli.

"gak cocok lagi mungkin. kami gak pernah bener-bener ketemu sebulan terakhir ini. kalopun mau ketemu, pasti salah satu gak bisa. kalopun komunikasi via BBM, ya datar amat. gak kayak waktu pertama lo ngenalin kita," Paundra mengarahkan pandangannya kembali ke laptop lagi. seakan-akan topik ini bukan topik yang menarik baginya.

"lo beneran suka nggak sih?" 

"ya kalau guenya masih suka tapi dianya nggak, gimana?" Paundra balas bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari layar. ia berpura-pura akan melanjutkan kerja meski pikirannya tidak bekerja sedikitpun.

Anita menggeleng lalu pergi meninggalkan Paundra.

"telah lama aku bertahan
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun kurasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang

sekarang aku tersadar
cinta yang kutunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

namun kurasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang

sekarang aku tersadar
cinta yang kutunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

dahulu kau lah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu
sebuah cinta yang semu

sekarang aku tersadar
cinta yang kutunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi..."

***

Tara berbaring menelentang di atas tempat tidurnya. ia baru pulang dari kantor dan belum mengganti pakaiannya sama sekali. matanya memandang stiker glow in the dark yang iseng dibelikan oleh Paundra pada 'kencan' pertama mereka. itu karena Tara bilang dia tidak pernah mau tidur dengan lampu dipadamkan. membuatnya gelap dan tidak bisa melihat apa-apa. akhirnya Paundra membeli stiker itu dan berkata, "kalaupun lampunya kamu matiin, dia bakal tetep nyala, jadi tetep ada cahaya,"

Tara mengubah posisinya jadi menyamping. tertangkap oleh matanya setumpuk barang di atas lemari kecil samping tempat tidurnya. bunga mawar yang sudah mengering dalam vas yang diberikan oleh Paundra pada malam ia menyatakan perasaannya pada Tara. boneka sapi besar yang diberikan Paundra saat ulang tahun Tara 2 bulan lalu. bahkan cup kosong Bengawan Solo Coffee hadiah paksaan dari Paundra setelah Tara bilang ia tidak pernah mencoba kopi di kafe manapun selain Starbucks dan JCo.

Tara menghela nafas. kalau bisa, ia memang ingin kembali dekat dengan Paundra lagi, tanpa adanya atmosfer kaku dan beku setiap kali mereka berinteraksi. ya, seperti ketika awal mereka bertemu.

"Takkan pernah merasa 
Rasakan cinta yang kau beri 
Ku terjebak di ruang nostalgia
 
Semua yang ku rasa kini
Tak berubah sejak dia pergi
Maafkanlah ku hanya ingin sendiri ku di sini
 
Namun aku takkan pernah bisa, ku
Takkan pernah merasa 
Rasakan cinta yang kau beri 
Ku terjebak di ruang nostalgia..."

***

"beneran nih?"
Tara mengangguk.

"gak akan nyesel?"

Tara mengangguk lagi.

"ya udah, mau gimana lagi," Anita menghampiri Tara dan meletakkan Red Velvet buatannya di hadapan Tara. hari ini hari Minggu dan Anita mengisi waktunya dengan membuat kue. Tara yangs edang gundah dan tahu kebiasaan sepupunya, mampir ke rumah Anita. sekaligus ingin menceritakan hubungannya dengan Paundra.

"3 bulan ya," kata Anita pelan.

"3 bulan tapi udah deket banget, Ta. sering ketemu. sering ngobrol gak penting. sering ngobrol super penting. bahkan dia udah cerita banyak tentang rahasia dan mimpi-mimpi dia. 3 bulan tapi kita udah klik kayak udah kenal 1 tahun,"

"terus kenapa tiba-tiba jadi jauh begini dong?"

Tara menggeleng. "entah. mungkin 3 bulan itu cuma romansa sesaat. adrenalin yang mengalir terlalu deras dan mengering menginjak bulan keempat," 

"dan lo jadinya beneran mau move on dari dia?"

"gue coba. meski gak tau seberapa besar persentase keberhasilannya. entah kenapa rasanya kalau gue sama dia terus deket tuh rasanya ada sesuatu yang salah,"

"bisa jadi. mungkin harusnya kalian langsung nikah aja kali jadi gak ada sesuatu yang salah meskipun deket-deket,"

Tara tersenyum. "yah, gue kan bukan tipe IRT super multitasking macam Karina. kerja lancar, urusan rumah sukses. tar dulu deh, gue mau ngurusin kerjaan dulu. gue mau sendiri dulu,"

Anita menatap sepupunya. menilai kesungguhan kata-katanya. setelah yakin bahwa Tara sungguh-sungguh, Anita mengangguk. "gih dimakan red velvetnya,"

"Dahulu ku bermimpi
Kisah cinta abadi bersamamu
Dahulu ku bermimpi
Kisah cinta abadi bersamamu 
Ternyata semua berakhir
Tak seperti yang ku harapkan 
Baru ku mengerti ku sadari
Oh ku tak sendiri 
Pancaran sinar mentari
Menemani tiada henti
Oh dan tak ku sesali 
Tlah ku lupakan dirimu
Tak mengapa, aku melangkah 
Sendiri dapat ku jalani
Ternyata semua berakhir
Tak seperti yang ku harapkan
Baru ku mengerti ku sadari
 
Pernah ku terhanyut dalam sepi
Namun ku berani melangkah pasti
Sendiri dapat ku jalani 
Sendiri dapat ku jalani..."
-THE END-  
---
Raisa is one of talented singer in Indonesia. her voice and her songs got the attention of most teenager and early adulthood. singing her song when you're in galau mode is just like a trend for several times. collaborating the songs in one story is a challenge but also easy to do because i really think that Raisa's songs have a story line. emm, yeah, okay, just enjoy the story and of course, beautiful voice of Raisa. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq

cumlaude dan IPK tertinggi

mimpi mimi apa?